SUKABUMIUPDATE.com - Dewan Pengurus Cabang Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (DPC Sarbumusi) Kabupaten Sukabumi mempertanyakan komitmen Pemkab Sukabumi soal penyerapan tenaga kerja laki-laki. Sebab hingga saat ini, penyerapan tenaga kerja wanita masih sangat mendominasi di perusahaan yang ada di Sukabumi.
"Bupati seolah tidak bisa apa-apa hanya untuk sekedar membuat aturan bahkan bernegosiasi kepada para pengusaha agar memprioritaskan buruh laki-laki ketimbang perempuan untuk dipekerjakan di perusahaan mereka," ujar Wakil Ketua DPC Sarbumusi Kabupaten Sukabumi, Usman Abdul Fakih, Sabtu (1/5/2021).
Baca Juga :
Usman menyatakan, rendahnya penyerapan tenaga kerja laki-laki sangat berpengaruh kepada lingkungan sosial terutama di lingkungan keluarga buruh itu sendiri. Dimana banyak laki-laki menganggur mengurus anak di rumah sementara istri mereka bekerja.
"Selain itu, psikologis laki-laki yang dihidupi oleh wanita tentunya sedikit terganggu mentalnya mereka akan sering minder dan kurang bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah sangat tidak peka dan terkesan membiarkan, padahal bagi pertumbuhan anak buruh pun itu sangat tidak baik," jelasnya.
Selain itu kata Usman, tidak sedikit kasus yang mengarah kepada penyimpangan seksual seperti wanita suka kepada wanita, karena mungkin sehari-hari waktu mereka di habiskan dengan bergaul sesama jenis ketimbang dengan lawan jenis.
Apalagi fasilitas ibadah di setiap perusahaan besar sering kali tidak representatif dan tidak sesuai antara ukuran tempat ibadah dengan jumlah buruh dan waktu istirahat sehingga, banyak buruh yang tidak sempat ibadah di waktu istirahat karena fasilitas dan waktu istirahat tidak cukup untuk beribadah.
"Hal ini sangat berbahaya bagi keberlangsungan kehidupan di masyarakat, buruh dipaksa menjadi robot, dipaksa menjalani kehidupan seperti itu dan dipaksa membesarkan anak buruh yang kurang kasih sayang seorang ibu, saya kira Bupati dan para anggota Dewan harus segera mengambil sikap dengan kondis