SUKABUMIUPDATE.com - Kecamatan Cibadak dalam perencanaan CDPOB (Calon Daerah Persiapan Otonomi Baru) Kabupaten Sukabumi Utara menjadi ibu kota. Cibadak kekinian tengah mencari rute alternatif untuk membangun jalan lintas baru solusi kemacetan di jalur protokol yang semakin sulit ditangani.
Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi, mencatat Cibadak berada di ketinggian 400 – 700 meter diatas permukaan laut, memiliki kontur geografis perbukitan dan lembah sejumlah sungai. Luas wilayah Kecamatan Cibadak tercatat 5659.3 hektar, terdiri dari tanah sawah 949 Ha, lahan non pertanian 757.1 Ha dan sisanya adalah lahan untuk pemukiman, pertokoan, fasilitas umum, dan infrastruktur lainnya.
Sebagian besar wilayah desa yang ada di Kecamatan Cibadak terletak di daerah dataran dan lereng perbukitan. Wilayah Kecamatan Cibadak terletak 41 kilometer dari Ibukota Kabupaten Sukabumi (Palabuhanratu), 115 kilometer dari Kota Bandung Ibukota Provinsi Jawa Barat dan 114 Kilometer dari DKI Jakarta (Ibukota Negara).
Cibadak sebagai kecamatan didukung oleh 9 desa dan 1 kelurahan yakni Desa Neglasari, Tenjojaya, Sekarwangi, Batununggal. Karangtengah, Warnajati, Sukasirna, Pamuruyan, Ciheulang Tonggoh dan Kelurahan Cibadak. Kecamatan Cibadak terdiri dari 36 Dusun, 139 RW dan 495 RT dengan jumlah RT terbanyak ada di Kelurahan Cibadak sebanyak 124 dan jumlah RT paling sedikit ada di desa Tenjojaya dengan jumlah 31 RT.
Baca Juga :
Di Tahun 2021, Kecamatan Cibadak memiliki sejumlah program prioritas yang lebih kepada melayani akses pembangunan yang akan dilakukan oleh pemerintah, baik daerah, provinsi maupun pusat. "Kami fokus pada perdagangan, pertanian, dan wisata sesuai visi dan misi Bupati Sukabumi," jelas Camat Cibadak, Lesto Rosasi kepada sukabumiupdate.com, Kamis (22/4/2021).
Menurut Lesto, untuk kawasan wisata Cibadak memiliki beberapa spot yakni Batu Peti di Desa Sekarwangi yang saat ini dalam proses pembangunan. Ada juga wisata air panas yang dikelola oleh Pemerintah Kelurahan Cibadak.
"Proses pembangunannya sempat tertunda karena adanya refocusing anggaran dampak pandemi. Semoga bisa secepatnya kembali berlangsung. Selain itu pengembangan usaha rakyat baik kuliner maupun lainnya juga terus didorong, termasuk memastikan keberadaan sarana ibadah di kecamatan Cibadak," beber Lesto.
Selain itu ungkap Lesto, pemerintah daerah bersama kecamatan tengah mendorong pembangunan jalan lintas yang menjadi prioritas. Jalan lintas ini sebagai salah satu solusi kemacetan di jalan protokol yang melintas pasar Cibadak karena semakin sulit ditangani.
Ini diperlukan mengingat, tol bocimi seksi 2 akan segera beroperasi. Cibadak akan menjadi pusat kemacetan setelah pintu tol seksi 2 bocimi beroperasi di tahun 2021 ini.
Jalur alternatif Nagrak yang melingkari Cibadak dianggap tidak akan bisa menampung volume kendaraan jika akses bocimi seksi 2 sudah beroperasi. Dibutuhkan jalan-jalan lintas lainnya sebagai solusi kemacetan di jalur utama dan infrastruktur pendukung sebagai kota besar dan calon ibu kota CDPOB Sukabumi Utara.
Baca Juga :
Saat ini Pemerintah Kabupaten Sukabumi tengah mengkaji sejumlah ruas jalan lintas atau alternatif untuk memecah volume kendaraan di jalan nasional Cibadak. Menurut Lesto alternatif pilihan jalan lintas yang saat ini tengah dicek dan dikaji oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi.
"Alternatif pertama dari kelurahan hingga pamuruyan. Kedua Sekarwangi Tenjojaya Warnajati dan Pamuruyan. Semuanya tengah dikaji mana yang lebih memungkinkan," bebernya.
Selain itu, Lesto mengungkapkan bahwa pemerintah kecamatan juga tengah memantau dan akan membantu dua rencana pembangunan oleh pemerintah pusat di cibadak dalam waktu dekat. Ada pembangunan tol selatan penghubung Cibadak dan Palabuhanratu, serta kawasan edukasi serta industri modern bukit Algoritma.
"Untuk dua rencana pembangunan ini, kami selalu pemerintah kecamatan akan membantu prosesnya, karena dua mega proyek ini akan berdampak positif bagi upaya percepatan penataan kota Cibadak dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya," beber Lesto.