SUKABUMIUPDATE.com - Para petani di Desa Tenjolaut, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat harus bersusah payah menyeberang Sungai Cikidang untuk menjual hasil taninya.
Informasi yang dihimpun, hasil alam yang jadi satu-satunya andalan warga Desa Tenjolaut biasa dijual di pusat perekonomian seperti di Kecamatan Cidadap, Cidolog, hingga Sagaranten.
Kepala Desa Tenjolaut, Soleh mengatakan mayoritas warganya berprofesi sebagai petani. "Hampir 98 persen penduduk di wilayah Desa Tenjolaut mengandalkan dari hasil bumi," jelasnya kepada sukabumiupdate.com, Minggu (21/3/2021).
Baca Juga :
Soleh memaparkan, selain komoditas padi yang menjadi andalan, beberapa hasil pertanian seperti pisang tanduk, cabai, jahe dan kacang tanah (suuk) juga sering dijual ke pasaran.
"Bahkan setiap panen bisa menghasilkan lebih dari 1.000 ton padi. Dari hasil panen tersebut, ada sebagian dijual ke tengkulak, namun tentunya dengan harga rendah karena alasan biaya angkut menyebrang sungai," ungkapnya.
"Inilah kondisi yang dirasakan petani. Ongkos angkut mahal, harga jual rendah, petani tetap susah. Biaya produksi dan penjualan tidak seimbang," katanya lagi.
Soleh menjelaskan, saat ini harga padi Rp 3.000 per kilogram, pisang tanduk Rp 3.000 per kilogram. Ia menyebut harga ini sudah dianggap bagus, karena dua bulan sebelumnya harga pisang cuma Rp 1.500 per kilogram.
"Sedangkan harga pupuk menjadi mahal karena ditambah ongkos pikul Rp 30.000 per sak. Ongkos pikul hasil panen lainnya Rp 600-800 per kilogram. Hitungannya kuli angkut saja, bukan kuli nyebrangin," pungkasnya.