SUKABUMIUPDATE.com - Tempat ditemukannya fosil hiu purba atau Megalodon di daerah Gunung Sungging, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diajukan sebagai salah satu warisan geologi atau geoheritage dunia. Dan kini tempat fosil itu ditemukan dalam rencana untuk dijadikan sebuah museum site.
Wakil Badan Pengelola Geopark Ciletuh - Palabuhanratu, Muhammad Teguh menyatakan Museum Site itu konsepnya seperti sebuah taman megalodon. Nantinya fosil-fosil yang ditemukan disana akan ditonjolkan di permukaan tanah.
Namun untuk mewujudkan rencana itu butuh dukungan pemerintah provinsi dan pusat, sebab lokasi penemuan fosil itu berada di lahan masyarakat sehingga butuh pembebasan lahan.
Baca Juga :
"Konsepnya nanti seperti taman purba, taman megalodon. Rencana target lokasi sekitar Cigulingan, Calenggang. Nah itu, [yang] harus diurus cut and fillnya, pembebasan lahannya. Itu harus intervensi [pemerintah] provinsi dan nasional," ujar Wakil Badan Pengelola Geopark Ciletuh - Palabuhanratu, Muhammad Teguh kepada sukabumiupdate.com, Rabu (10/3/2021).
Sebelumnya, peneliti geologi dan paleontologi menyebut Desa Gunung Sungging di Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi Jawa Barat sebagai playground atau tempat bermainnya megalodon atau hiu purba.
Teguh mengatakan selanjutnya tim ahli akan melakukan penelitian agar fosil megalodon ini menjadi warisan geologi (Geoheritage) dengan status internasional. Namun untuk mencapai itu, terlebih dulu akan dibandingkan dengan 5 negara yang juga memiliki Geoheritage.
"Nasional sudah lolos, untuk bisa internasional disandingkan dengan 5 negara. Nanti ada pemberian status, nanti statusnya Geoheritage," ujar dia.
2.000 Koleksi Museum
Wakil Badan Pengelola Geopark Ciletuh - Palabuhanratu, Muhammad Teguh menyatakan fosil-fosil hiu purba atau megalodon yang ditemukan masyarakat itu telah dikumpulkan di Museum Sri Asih Pakidulan di Desa Gunungsungging, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Sekarang menuju 2.000 koleksi fosil, tapi belum teridentifikasi semua. Nanti dipilih [fosil] mana yang akan benar-benar di display di pameran yang punya cerita, yang punya nilai bagus. Yang lainnya nanti kita buat storednya khusus [diantaranya] buat kepentingan penelitian," ujar Teguh.
Museum Sri Asih Pakidulan ini kini perlu penataan sehingga lay outnya memang benar-benar seperti museum.
Di Indonesia, kata Teguh museum ini hanya ada satu yaitu di Kecamatan Surade. Kemudian di luar negeri, museum seperti ini hanya ada di Peru, Inggris dan Amerika. Karena sangat jarang, maka museum ini pun menjadi perhatian dunia internasional.
Teguh menyatakan, karena hanya ada beberapa saja maka museum ini maka masyarakat di selatan Kabupaten Sukabumi yang biasa disebut daerah Pajampangan harus bangga.
"Ini harus menjadi kebanggaan warga Pajampangan pada khususnya dan akan menjadi kebanggaan indonesia pada umumnya. Rencana bulan April, kami akan mengadakan pameran fosil," tegasnya.