SUKABUMIUPDATE.com - Buah pisang sering dijadikan makanan pengganti nasi oleh orang - orang yang sedang melaksanakan program diet. Pilihan buah pisang dijadikan sebagai opsi sehat karena kandungan gizi yang dimilikinya.
Akan tetapi tidak hanya opsi yang sehat, melansir dari Harvard University, School of Public Health terdapat beberapa orang yang beranggapan bahwa pisang juga menjadi makanan yang kurang baik untuk tubuh.
Beberapa orang menganggap pisang sebagai penyebab sembelit dan bertambahnya berat badan.
Melansir dari sumber yang sama, disebutkan sebuah artikel dalam Journal of American Medical Association pada tahun 1917 justru membantah klaim tersebut dengan membahas mengenai gizi dari pisang.
Buah pisang memiliki nama ilmiah Musa dari famili Musaceae yang merupakan tanaman tropis berbunga. Buah pisang terletak secara khas bergerombol di bagian atas tanaman.
Varietas utama yang dijual di AS dan Eropa adalah buah pisang jenis Cavendish. Cavendish menjadi varietas unggul karena sifatnya yang tahan penyakit dan ringan.
Gizi yang terdapat pada buah pisang menjadikan buah ini berhasil menyandang gelar "makanan super" pertama yang didukung oleh American Medical Association.
Tak hanya itu pada awal abad ke-20 buah pisang digunakan untuk pengobatan penyakit celiac dan disebut sebagai makanan kesehatan bagi anak-anak.
Berbicara mengenai gizi, buah pisang merupakan jenis buah yang dijadikan sumber dari berbagai macam vitamin dan mineral, seperti sumber serat, kalium, mangan, magnesium, vitamin B6 dan vitamin C.
Kandungan gizi dalam buah pisang
Satu porsi tersebut menyediakan sekitar 110 kalori dengan 450 mg kalium, 28 gram karbohidrat, 15 gram gula (alami), 3 gram serat, 1 gram protein dan tidak memiliki kandungan lemak atau setara dengan 0 gram lemak,
Beredarnya informasi diet buah pisang menimbulkan pertanyaan apakah buah ini sesuai dijadikan makanan diet atau tidak.
Buah pisang dipercaya sebagai pengganti nasi karena kandungan karbohidratnya yang tinggi.
Pada orang dengan program diet, mereka akan memperhatikan indeks glikemik (GI) pada buah pisang.
Indeks glikemik (GI) adalah ukuran kenaikan kadar gula darah setelah konsumsi makanan tertentu. Sedangkan istilah Beban glikemik (GL) berarti ukuran kenaikan gula darah yang lebih spesifik dengan memperhitungkan jumlah karbohidrat dalam satu porsi makanan.
Mengutip dari Harvard University, School of Public Health, Lembaga Basis Data Indeks Glikemik Internasional menyebutkan bahwa pisang matang memiliki Indeks Glikemik (GI) 51 dan Beban glikemik (GL) 13, berbeda dengan pisang yang sedikit kurang matang memiliki skor di Indeks Glikemik (GI) 42 dan Beban glikemik (GL) 11.
Perlu kamu tahu, buah pisang tidak akan meningkatkan gula darah secara signifikan, karena berada pada skor Indeks Glikemik (GI) rendah yaitu 51 (GI <55 atau di bawahnya termasuk kategori nilai rendah).
Berbeda dengan Indeks Glikemik (GI), Beban glikemik (GL) pada buah pisang termasuk kategori moderat karena GL yang rendah berada pada skor 10 atau kurang.
Mengapa Buah Pisang memiliki skor GL lebih tinggi padahal skor GI nya rendah?
Skor GL yang lebih tinggi dapat disebabkan oleh kandungan karbohidrat buah pisang yang lebih tinggi (28 gram/satu buah pisang matang sedang) sehingga meningkatkan angka beban glikemik.
Beberapa keraguan menggunakan buah pisang sebagai pengganti kemudian muncul mengingat angka beban glikemik buah pisang yang lebih tinggi dibanding indeks glikemik
Namun tahukah kamu, jenis karbohidrat dalam buah pisang ini tergolong pati resisten lho. Pati resisten dalam buah pisang memiliki fungsi yang hampir mirip dengan serat pangan.
Menariknya adalah, pada proses metabolisme tubuh, jenis pati resisten tidak dipecah di usus halus. Hal ini kemudian menyebabkan glukosa akan lebih sedikit untuk dilepaskan ke aliran darah.
Proses metabolisme tersebut menghasilkan angka indeks glikemik yang lebih rendah tapi membuat rasa kenyang lebih lama karena pati dicerna lebih lambat.
Itulah alasan mengapa buah pisang dapat dijadikan pilihan yang tepat sebagai makanan substitusi pengganti nasi pada orang diet.
Writer: Nida Salma Mardiyyah