SUKABUMIUPDATE.com - Ujang (45 tahun) tak menyangka bangunan tempat pengolahan tahu yang dia dirikan lima bulan lalu lenyap tergerus arus Sungai Cibareno di Kampung Cilumayan RT 02/09 Desa Pasirbaru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Minggu, 9 Oktober 2022.
Tidak hanya bangunan, seluruh mesin dan peralatan di dalam pabrik tahu milik Ujang tak luput dari amukan banjir bandang yang terjadi pada Minggu sekira pukul 17.30 WIB tersebut. Lokasi tempat pengolahan tahu Ujang berjarak kurang lebih empat sampai lima meter ke bantaran Sungai Cibareno.
Menurut Ujang, ketika banjir datang seluruh karyawan di dalam pabrik tengah beraktivitas seperti biasa. “Kemarin itu tidak ada tanda-tanda sama sekali dan ini di luar prediksi. Saat kejadian semua sedang kerja, sedang produksi, ini benar-benar di luar perkiraan," kata Ujang di lokasi, Senin (10/10/2022).
Saat kejadian, Ujang sedang di rumahnya yang tak jauh dari pabrik. Dia mengaku dikabari pekerjanya saat banjir datang. Ujang sempat meminta pekerjanya untuk mengamankan barang-barang, namun limpasan air Sungai Cibareno datang begitu cepat menerjang bangunan miliknya. Ujang pun harus menelan kerugian hingga Rp 200 juta.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, namun semua fasilitas pabrik, mesin penggilingan, katel, semua hilang,“ katanya.
Tak jauh dari lokasi pabrik tahu, banjir bandang juga telah merusak satu unit insfrastruktur berupa jembatan gantung.
Menurut warga sekitar, Edo Supriadi (39 tahun), jembatan tersebut merupakan penghubung antara Kampung Batu Nunggul Desa Cibareno Kecamatan Cilograng dan Kampung Cilumayan Desa Pasirbaru.
"Jembatan gantung itu penghubung antara provinsi, biasa dilintasi pejalan kaki. Saat banjir datang kondisi sling jembatan putus karena desakan air di bawahnya. Kemarin jembatan itu tergenang air sungai," kata dia.
Subkor Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Medi Abdul Hakim mengatakan di Kampung Cilumayan RT 02/09 Desa Pasirbaru tercatat satu rumah dan bangunan pabrik tahu yang hanyut terbawa banjir bandang luapan Sungai Cibareno.
“Untuk rumah menyisakan dapur dan satu kamar, yang satu lagi tempat pengolahan tahu. 12 jiwa mengungsi,” ujarnya di lokasi.
Baca Juga :
Sedangkan dari hasil asesmen yang dilakukan pihaknya, total dampak banjir Sungai Cibareno di dua kampung di Desa Pairbaru yakni Kampung Cilumayan dan Kampung Bantar Kalapa sebanyak 17 rumah (17 kepala keluarga) yang terendam serta sebanyak 66 kepala keluarga rumahnya terancam.
“Kemudian untuk data sementara yang hancur ada empat rumah, dan kualifikasi untuk sementara tiga rusak berat satu rusak sedang,” tambah Medi.
Selain upaya mitigasi bencana, Medi menyebut BPBD juga akan berkoordinasi dengan Dinas PSDA Provinsi Jabar dalam penanganan Sungai Cibareno. Khususnya dalam menanggulangi tanggul yang jebol.
“Langkah kita akan membantu warga dalam pelaksanaan yakni membersihkan material longsor, selanjutnya bakal berkomunikasi dengan PSDA provinsi dalam penanganan sungai cibareno ini,” tuturnya.
“Berdasarkan informasi warga, ternyata di lokasi ini dulunya adalah daratan, tapi di seberang sana ada bendungan yang jebol, sehingga aliran sungai beralih ke sebelah sini, yang dulunya daratan menjadi bantaran sungai,” kata dia.
Hingga kini BPBD masih mendata kerugian yang dialami warga serta jumlah warga yang terdampak banjir. Petugas BPBD dan kepolisian juga masih melakukan evakuasi material lumpur dan batang pohon yang terbawa banjir.