Kenali Bahaya Karbon Monoksida: Si Pembunuh dalam Diam yang Wajib Diwaspadai

Senin 03 Oktober 2022, 19:30 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Dewasa ini sebagain orang mungkin tidak asing dengan zat Karbon Monoksida yang memiliki rumus kimia (CO).

Karbon Monoksida kerap kita temukan dalam kandungan rokok bersamaan dengan Nikotin dan Tar. Zat ini juga juga memiliki julukan sebagai “The Silent Killer” selain hipertensi lho. Yuk simak penjelasannya!

photo(Ilustrasi) Karbon Monoksida Berbahaya - (Freepik)</span

Menurut Madison Connecticut, Karbon Monoksida (CO) merupakan salah satu gas beracun yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.

Gas beracun ini merupakan produk sampingan yang berasal dari pembakaran bahan bakar. Hal yang cukup menakjubkan adalah Karbon monoksida ternyata merupakan penyebab utama kematian akibat keracunan di Amerika Serikat. 

Keracunan zat karbon monoksida yang paling sering terjadi yaitu ketika sistem pemanas rumah mulai dioperasikan kembali dan biasanya dianggap sebagai fenomena cuaca dingin.

Namun, hal tersebut dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun, terutama di dalam mobil dan kapal. Madison Connecticut juga menyebutkan, lima puluh tujuh persen keracunan CO terjadi di garasi.

Karena berbahaya, yuk ketahui berbagai hal mengenai karbon monoksida yang disebutkan sebagai si pembunuh dalam diam.

Baca Juga :

Gejala Keracunan Karbon Monoksida

photo(Ilustrasi) Rokok bisa membuat seseorang keracunan karbon monoksida - (iStock)</span

Karbon monoksida dalam tubuh mampu menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan aktivitas pengangkutan oksigen yang dibutuhkan sel-sel dalam tubuh menjadi terganggu.

Paparan dari Karbon monoksida menyebabkan pusing, sakit kepala, mual, rasa kantuk dan berbagai masalah neurologis. Bahkan lebih dari itu, ketidaksadaran dan kematian dapat timbul akibat paparan zat silent killer ini. 

Beberapa gejala muncul setelah terpapar dalam beberapa jam, namun tidak menutup kemungkinan gejala lain juga mungkin datang dan pergi selama berbulan-bulan saat seseorang menghirup gas CO dalam jumlah kecil secara konsisten dan stabil.

Gas CO dapat dihasilkan di rumah dari peralatan pemanas dan memasak yang digunakan, serta asap tembakau lingkungan atau rokok. Jadi hati-hati ya untuk yang sering terpapar asap dari rokok!

Selain itu perlu diketahui, bensin, minyak tanah, bahan bakar pemanas rumah, kayu bakar, dan arang juga melepaskan karbon monoksida saat dibakar.

Kasus keracunan karbon monoksida jarang ditemukan dalam kondisi akut. Namun, kasus kronis lebih sering ditemukan dan kasus kronis ini sangat sulit  untuk didiagnosa.

Baca Juga :

Perbedaan Kondisi Akut dan Kronis

Akut adalah kondisi yang berlangsung secara singkat namun memiliki intensitas keparahan yang sangat serius. 

Sementara itu, kronis adalah kondisi dimana paparan rendah namun berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.

Meskipun paparan pada kasus kronis tergolong rendah tapi kita tidak boleh senang dulu karena seperti pepatah ‘sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit’. 

Apa maksudnya? Tentu sesuatu yang terjadi secara rutin meskipun sedikit dapat juga menyebabkan hal serius. Ya, seperti si CO ini.

Hal yang Perlu Dilakukan Ketika Terpapar Karbon Monoksida

Mengutip dari sumber yang sama, sekitar 10.000 orang setiap tahunnya mencari bantuan medis untuk mengatasi kejadian keracunan akibat zat karbon monoksida.

Selain itu, sekitar 1.500 (termasuk 50 anak-anak) meninggal karena zat ini. Pusat Kontrol Racun Connecticut menerima setidaknya lima panggilan per minggu tentang keracunan CO yang dilaporkan selama bulan-bulan pada musim dingin.

Nah, ketika terkena CO, kita harus membuka semua jendela, arahkan semua orang untuk keluar dari rumah, dan jangan lupa untuk selalu meminta bantuan. 

Solusi paling ampuh untuk menghadapi CO hanya dengan oksigen sehingga kita dianjurkan untuk mencari sumber dan menghirup udara segar.

Berikut hal-hal yang telah direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan Madison:

  • Tungku dan peralatan pembakaran bahan bakar wajib untuk diperiksa setiap tahunnya. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka terbakar dengan bersih secara total.
  • Cerobong asap tidak boleh bocor dan dibersihkan setahun sekali.
  • Ventilasi tidak boleh terhalang oleh apapun.
  • Ganti filter udara yang terletah pada sistem udara.
  • Hindari penggunaan pemanas minyak tanah atau emanggang di dalam ruangan.
  • Pasang detektor karbon monoksida (biasanya tersedia di toko perangkat keras), yang akan terdengar saat penghuni rumah sedang tidur.
  • Hindari penggunaan penghapus cat di ruangan dengan ventilasi yang buruk.
  • Pastikan ventilasi tersedia saat menggunakan bahan bakar pemanas kalengan karena dapat menghasilkan zat karbon monoksida.

Baca Juga :

WRITER: NIDA SALMA MARDIYYAH

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi Memilih20 April 2024, 14:41 WIB

Punya 10 Kursi! PKS-PAN Satu Fraksi di DPRD Sukabumi, Siap Seperahu untuk Pilkada 2024

Dalam pilkada serentak 2024, diperlukan persyaratan minimal 20 persen kursi parlemen untuk mencalonkan bupati/wakil bupati.
Pertemuan PKS dan PAN di Aula Kantor DPD PKS Kabupaten Sukabumi di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (20/4/2024). | Foto: Istimewa
Sehat20 April 2024, 14:00 WIB

Dampak Stres Bagi Kesehatan: 7 Penyakit yang Bisa Mengancam Tubuh

Dampak stres sangat buruk bagi kesehatan tubuh. Itulah mengapa waspada dengan gejala gangguan kejiwaan adalah hal yang penting.
Ilustrasi. Dampak stres bagi kesehatan tubuh. Sumber Foto : Pexels/Andrea Piacquadio
Sukabumi20 April 2024, 13:07 WIB

SPI Soroti Reforma Agraria Eks HGU PT Sugih Mukti Warungkiara Sukabumi

Reforma agraria mengatur dua poin yaitu terkait penataan aset dan penataan akses.
Ketua SPI Sukabumi Rozak Daud. | Foto: Istimewa
Life20 April 2024, 13:00 WIB

Tanda-tanda Seseorang Berbohong, Ini yang Harus Diwaspadai!

Seseorang yang berbohong mungkin memiliki ekspresi wajah yang tidak sejalan dengan kata-kata atau situasi yang mereka ceritakan.
Ilustrasi. Pinokio yang identik dengan anak Berbohong. Sumber : pixabay/anotherjustice2
Inspirasi20 April 2024, 12:59 WIB

Jana Madinah Wisata Buka Cabang di Sukabumi, Hadirkan Layanan Haji Furoda dan Umrah

Bagi masyarakat yang ingin menggunakan jasa Jana Madinah Wisata Sukabumi, bisa mendatangi kantornya di Pasar Modern Blok A no.6 Palabuhanratu.
Kepala Cabang Jana Madinah Wisata Sukabumi, Nurlela. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi20 April 2024, 12:50 WIB

Optimalisasi Pompanisasi, Sekda Kota Sukabumi Rapat Koordinasi di Gedung Sate

Peningkatan sistem irigasi menjadi fokus utama dalam rakor ini.
Sekda Kota Sukabumi Dida Sembada menghadiri Rakor Sekda Kabupaten/Kota se-Jawa Barat di Ruang Papandayan Gedung Sate, Bandung, Jumat, 19 April 2024. | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sehat20 April 2024, 12:30 WIB

Ini 7 Penyebab Stres yang Tidak Boleh Disepelekan, Yuk Jaga Kesehatan Mental!

Penyebab stres oleh masing-masing orang sangat beragam. Tapi, ada beberapa pemicu yang biasanya bisa terjadi demikian.
Ilustrasi. Memahami penyebab orang stres. Sumber foto : Pexels/cottonbro studio
Sukabumi20 April 2024, 12:05 WIB

Buruh di Sukabumi Ngaku Kaki Terlindas Ban Forklift saat Kerja, Kini Gaji Belum Dibayar

Nurrohman mengaku kecelakaan kerja ini sempat membuatnya tidak dapat berjalan.
Nurrohman (45 tahun) memperlihatkan kakinya yang pernah terlindas ban forklift saat bekerja di PT Bahtera Dingga Jaya (BDJ) di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Asep Awaludin
Life20 April 2024, 12:00 WIB

6 Cara Ampuh Menghadapi Catcalling, Wanita Wajib Tahu!

Catcalling dapat berupa seruan, lirikan, isyarat tubuh yang tidak pantas, atau komentar yang merendahkan dan merendahkan martabat seseorang.
Ilustrasi. Cara Mencegah Catcalling. Sumber : pixabay/fkpsiclgy12
Jawa Barat20 April 2024, 11:11 WIB

Pemerintah Siapkan Pompanisasi untuk Dongkrak Produksi Beras Termasuk di Sukabumi

ementerian mengantisipasi hal-hal semacam itu agar tak menghambat produksi padi. Salah satunya lewat program pompanisasi di setiap daerah.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman mengikuti rapat koordinasi ketahanan pangan dan produktivitas pertanian di Jawa Barat, di Gedung Sate, Bandung, Kamis, 18 April 2024 (Sumber: dokpim)