SUKABUMIUPDATE.com - Tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu, 1 Oktober 2022 malam masih menjadi sorotan. Gas air mata yang ditembakan oleh polisi disebut-sebut sebagai salah satu penyebab utama ratusan nyawa melayang.
Lantas apa itu gas air mata? Kenapa bisa menyebabkan seseorang kehilangan nyawanya?
Dilansir oleh Suara.com dari The Conversation, Minggu, 2 Oktober 2022, istilah gas air mata mengacu pada cairan kimia yang digunakan untuk mengontrol atau membubarkan kerumunan.
Baca Juga :
Bahan kimia yang digunakan untuk gas air mata menyebabkan iritasi selaput lendir, kedutan di sekitar mata, batuk, kesulitan bernapas, hingga iritasi pada kulit.
Gas air tidak akan mematikan atau menyebabkan kerusakan permanen ketika dilontarkan pada tingkat rendah ataupun di ruang terbuka.
Tetapi ketika di ruang tertutup, gas air mata bisa mematikan. Bahan dasar gas air mata ini justru bersifat padat, bukan gas.
Tapi ia dapat terdispersi (terurai) sebagai aerosol dalam campuran piroteknik yang meleburkan bahan kimia jadi ledakan atau dalam larutan yang diberikan sebagai semprotan.
Bahan kimia yang yang dipakai dalam gas air mata bernama chlorobenzalmalononitrile atau yang disebut CS.
Bahan ini pertama kali ditemukan oleh Ahli Kimia asal Amerika Serikat, Ben Corson dan Roger Stoughton pada 1928.
CS kemudian dipakai sebagai bahan kimia untuk mengendalikan kerusuhan militer pada 1959.
Bagaimana cara kerja gas air mata?
Bahan kimia ini bereaksi dengan reseptor saraf sensorik yang dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada kulit, mata, hingga selaput lendir.
Mereka yang terkena gas air mata biasanya terdampak iritasi. Nah efeknya bisa mencapai 30 menit hingga beberapa jam.
Bisakah gas air mata menimbulkan kerusakan permanen?
Dalam paparan tingkat rendah, gas air mata tidak akan menyebabkan kerusakan permanen. Gas air mata sendiri telah digunakan selama bertahun-tahun oleh militer untuk menguji penggunaan masker gas.
Memang ada beberapa bukti orang yang melaporkan efek jangka panjang dari efek gas air mata, tapi itu karena paparan tinggi, di situasi dalam ruangan, dan jangka waktu lama.
Apakah gas air mata bisa jadi senjata kimia?
International Chemical Weapons Convention Genewa atau Konvensi Senjata Kimia Internasional Jenewa pada 1993 melarang penggunaan gas air mata untuk perang militer.
Namun, sejumlah negara seperti AS telah menyetujui penggunaan gas air mata untuk pengendalian kerusuhan sipil maupun pengendalian massa kalangan non-militer.
Baca Juga :
SOURCE: SUARA.COM