7 Pahlawan Revolusi yang Jadi Korban G30SPKI, Dibuang di Lubang Buaya

Jumat 16 September 2022, 23:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Peristiwa 30 September 1965 (G30S PKI) menjadi catatan kelam dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

Gerakan ini mengakibatkan enam jenderal TNI AD dan satu ajudan Jenderal menjadi korban yang dikenal sebagai pahlawan revolusi.

Jenazah ketujuh korban ditemukan di Lubang Buaya. Berikut ketujuh pahlawan revolusi yang harus kamu tahu.

1. Jenderal Ahmad Yani

Ahmad Yani adalah satu di antara 6 jenderal yang terbunuh pelatuk senapan PKI pada 1 Oktober 1965 dini hari di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat.

Baca Juga :

Lahir pada 19 Juni 1922 di Purworejo, Jawa Tengah, Ahmad Yani tutup usia di umur 43 tahun. Saat itu pasukan yang datang menyergap masuk melalui pintu belakang dan membunuh Sang Jenderal di kediamannya.

2. Mayjen M.T. Haryono

M.T. Haryono diberondong peluru di kediamannya saat mencoba melawan rombongan yang datang dan menculiknya. Sayangnya, jumlah lawan terlalu besar, banyak peluru yang akhirnya bersarang di tubuh Haryono. Ia pun ambruk dan diseret naik ke atas truk rombongan penculik.

Haryono saat itu diduga sudah tidak bernyawa. Dia tewas di rumahnya lantaran diberondong peluru. Istrinya yang mengetahui kejadian ini segera mengunci anak-anaknya dalam kamar dan mengemudikan mobil sendiri ke kediaman Ahmad Yani untuk melaporkan apa yang terjadi.

Namun, di kediaman Ahmad Yani terjadi hal serupa. Tidak kehabisan akal, istri Haryono langsung balik arah ke kediaman S. Parman, namun sayang keadaan yang sama kembali ia temukan.

3. Mayjen S. Parman

S. Parman disergap pada 1 Oktober 1965 sekira pukul 04.00 WIB di rumahnya. S. Parman  disebutkan tidak menyadari kedatangan rombongan penculik karena menggunakan seragam Cakrabirawa.

Rombongan itu mengatakan suasana di luar genting, bahkan mereka ikut masuk ke kamar tidur saat S. Parman berganti pakaian. Dia pun dibawa pergi saat rumahnya tanpa penjaga.

photoAdegan dalam film Pengkhianatan G30SPKI. - (bintang.com)</span

4. Mayjen R. Soeprapto

Berdasarkan informasi dari laman Sejarah TNI, pada 30 September 1965, Soeprapto baru saja melakukan pencabutan gigi sebelum aksi penculikannya dimulai. Saat itu sekitar pukul 04.30 pagi di keesokan harinya, rombongan penculik menghampiri rumahnya.

Rombongan penculik di luar menjawab Cakrabirawa saat anjing penjaga di rumah Soeprapto menggonggong. Pasukan itu mengatakan Suprapto diminta menemui Soekarno. Sebagai prajurit yang patuh pada pimpinan, Suprapto mengiyakan.

Namun, ia meminta izin untuk terlebih dulu berganti pakaian. Permintaannya tidak diizinkan, dan justru langsung menodong Suprapto dengan senjata dan sebagian memegang tangannya.

Rupanya, Soeprapto dibawa ke Lubang Buaya. Di sana, ia dianiaya dalam keadaan tubuh terikat. Selanjutnya, jenazahnya dilemparkan begitu saja ke dalam lubang sumur yang sempit, yang juga menjadi lokasi pembuangan jasad korban penculikan yang lain.

5. Brigjen Sutoyo Siswomiharjo

Rombongan penculik datang ke rumah Sutoyo dan mengamankan lokasi di sekitar jalan rumahnya, orang dilarang melintas dan hansip yang berjaga dibuat tidak berdaya.

Pasukan yang masuk ke dalam rumah pun mengambil kunci secara paksa agar bisa menemukan sasaran operasi, Sutoyo.

Sutoyo dipanggil untuk menemui Soekarno di Istana Kepresidenan. Setelah memenuhi panggilan itu, Sutoyo pun diangkut dengan truk. Dia diturunkan di sebuah rumah dekat Lubang Buaya.

Pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB, suara tembakan beberapa kali terdengar. Jenazah Sutoyo dimasukkan ke sumur dengan ditutup menggunakan sampah dan daun-daun.

6. D.I. Pandjaitan

D.I. Panjaitan diculik pada 1 Oktober 1965 waktu subuh. Pasukan berseragam yang datang dengan menggunakan dua buah truk langsung mengepung rumah Panjaitan dari segala penjuru arah. Namun, dia mengira pasukan itu ditugasi untuk menjemput dirinya agar bertemu dengan Soekarno.

Pasukan itu justru menembaki barang-barang yang ada di rumah Panjaitan hingga hancur berserakan. Melihat kondisi seperti itu, Panjaitan menolak untuk menggunakan kekuatan para penjaga di rumahnya.

Akhirnya, ia turun dari kamarnya untuk menemui rombongan. Dia ditembak di halaman rumahnya seketika itu juga dan langsung dibawa pergi.

7. Lettu Pierre Tendean

Saat tragedi itu terjadi pada 1 Oktober 1965, Tendean tengah berada di rumah Jenderal A.H. Nasution, atasannya, yang merupakan target sesungguhnya. Saat rombongan itu datang dan bertanya kepada Tendean, apakah dia adalah A.H. Nasution, tanpa ragu Tendean menjawab, "Ya, saya lah Jenderal Nasution", meski ia tahu apa risikonya.

Tindakan itu ia lakukan agar sang Jenderal bisa selamat. Dan benar, A.H. Nasution memang lolos dari penculikan. Sementara nasib nahas pembunuhan justru mengenai Tendean.

Baca Juga :

Latar Belakang Peristiwa G30SPKI yang Sebabkan Beberapa Jenderal Meninggal

 

SUMBER: SUARA.COM/Nadia Lutfiana Mawarni

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Inspirasi22 November 2024, 15:00 WIB

Loker Sukabumi Sebagai Cook/Commis 1 Minimal SMK, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi. Loker Sukabumi Sebagai Cook/Commis 1 Minimal SMK, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 14:55 WIB

Debat Publik II Pilbup Sukabumi 2024, Tim Asep Japar - Andreas: Visi Misi

Ajang adu gagasan pasangan calon ini disiarkan secara langsung oleh stasiun tv nasional atau bisa diakses melalui kanal youtube sukabumiupdate.com.
Paslon 02 pilkada kabupaten sukabumi 2024, Asep Japar - Andreas (Sumber: dok kpu kabupaten sukabumi)
Life22 November 2024, 14:39 WIB

Media Sosial: Senjata Baru dalam Kampanye Politik?

Media sosial mengubah kampanye politik: cepat, luas, dan interaktif. Namun, hoaks dan manipulasi jadi tantangan. Bagaimana memanfaatkan peluangnya tanpa terjebak risikonya? Simak ulasannya di sini!
Media sosial: alat kampanye politik yang efektif, tapi penuh tantangan. Bijaklah dalam menggunakan dan menerima informasi! (Sumber : freepik)
Food & Travel22 November 2024, 14:30 WIB

Wisata Alam Karacak Valley, Menikmati Keindahan Hutan Pinus dan Curug di Garut Kota

Karacak Valley Garut adalah pilihan yang tepat untuk wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang masih asri.
Kawasan Taman Wisata Karacak Valley terletak di perbukitan dengan pemandangan hutan pinus yang masih asri. Foto: IG/karacak_valley
Sukabumi Memilih22 November 2024, 14:28 WIB

Debat Publik II Pilbup Sukabumi 2024, Tim Iyos-Zainul: Pengalaman 38 Tahun

Dengan pengalaman Pak Iyos selama 38 tahun di pemerintahan dan Pak Zainul yang juga berpengalaman dalam mengelola pemerintahan, kami tetap percaya diri.
Paslon 01 Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024 (Sumber: dok kpu kabupaten sukabumi)
Bola22 November 2024, 14:00 WIB

Prediksi Persib Bandung vs Borneo FC di Liga 1 2024/2025: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Persib Bandung vs Borneo FC akan tersaji malam ini Jumat (22/11/2024), mulai pukul 19.00 WIB.
Persib Bandung vs Borneo FC akan tersaji malam ini Jumat (22/11/2024), mulai pukul 19.00 WIB. (Sumber : X/@BorneoSMR/@persib).
Sukabumi22 November 2024, 13:57 WIB

Lewat Inovasi Kesehatan, Kota Sukabumi Raih KIJB 2024 Pemprov Jabar

Reni mengapresiasi prestasi Puskesmas Sukakarya.
Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi meraih KIJB 2024 di Trans Hotel, Kota Bandung, Kamis, 21 November 2024. | Foto: Istimewa
Nasional22 November 2024, 13:56 WIB

Kronologi Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Berawal dari Masalah Tambang

Berikut kronologi polisi tembak polisi di Solok Selatan menurut Kapolda Sumbar Irjen Suharyono.
Ilustrasi. Peristiwa polisi tembak polisi terjadi di Solok Sumbar. | Foto : Pixabay
Sukabumi Memilih22 November 2024, 13:50 WIB

Profil Teddy Lesmana, Panelis di Debat ke II Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024

Teddy Lesmana yang saat ini terpilih jadi panelis di debat Pilbup 2024 adalah sosok yang menginspirasi karena dedikasinya dalam dunia pendidikan dan hukum.
Teddy Lesmana saat ini berprofesi sebagai Dekan Fakultas Hukum, Bisnis dan Pendidikan di Nusa Putra University Sukabumi. (Sumber : Instagram/@teddyzeeous).
DPRD Kab. Sukabumi22 November 2024, 13:34 WIB

Apresiasi Kunjungan KPK, Ketua DPRD Sukabumi: Perkuat Komitmen Bersama Perangi Korupsi

Menurut Budi, kegiatan ini merupakan program rutin tahunan yang dilakukan oleh KPK untuk memberikan pendidikan antikorupsi kepada pemerintah daerah.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Budi Azhar Mutawali. (Sumber : SU/Ilyas)