SUKABUMIUPDATE.com - Abdul Haris Nasution atau populer dikenal AH Nasution adalah salah satu Jenderal Angkatan Darat (AD) TNI yang selamat dari penculikkan peristiwa kelam G30S. Selain itu, namanya berperan penting bagi permiliteran Indonesia, salah satunya sebagai penggagas taktik perang gerilya.
Dilansir epository.uinbanten.ac.id via Tempo.co, AH Nasution adalah anak dari pasangan H. Abdul Halim Nasution dan Zahara Lubis. A.H Nasution lahir dan besar di keluarga yang taat beragama. Ayahnya merupakan anggota pergerakan Sarekat Islam di Kotanopan, Tapanuli Selatan.
AH Nasution menempuh pendidikan dasar di Hollandsch Inlandsche School (HIS) dan lulus pada 1932. Setelah tamat pendidikan menengah, A.H. Nasution meneruskan pendidikan di Algemeene Middelbare School (AMS) bagian B di Jakarta dan lulus pada 1938.
Baca Juga :
AH Nasution sempat menjadi guru selama dua tahun. Kemudian pada 1940, A.H. Nasution mendaftar prajurit di sekolah perwira cadangan yang dibentuk Belanda. AH Nasution ikut bertempur melawan Jepang di Surabaya saat invasi Jepang ke Indonesia pada 1942.
Kekalahan Jepang dan merdekanya Indonesia membuat para bekas tentara PETA termasuk AH Nasution mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang menjadi cikal bakal TNI.
Kariernya di bidang militer kemudian terus menanjak. Pada 1946, A.H. Nasution ditunjuk sebagai Panglima Divisi III/Priangan. Lalu, AH Nasution dilantik oleh Presiden Soekarno sebagai Panglima Divisi Siliwangi pada tahun yang sama. Ketika pemberontakan PKI yang pecah di Madiun pada 1948, dirinya memimpin pasukannya untuk menumpas pemberontakan tersebut.
Pada masa agresi militer Belanda pada 1948-1949, AH Nasution menjabat sebagai Panglima Komando Jawa. Setelahnya, dirinya diangkat oleh presiden Soekarno sebagai Wakil Panglima Besar TNI di bawah Jenderal Besar Soedirman. Pada akhir 1949, AH Nasution menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Mengutip digilib.uinsgd.ac.id, saat peristiwa G30S pecah, AH Nasution menjadi salah satu target yang akan diculik dan dilenyapkan pada peristiwa 1965 itu.
Namun, AH Nasution berhasil melarikan diri dengan melompati dinding belakang rumahnya. Namun, AH Nasution harus kehilangan putrinya yaitu Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya yaitu Pierre Tendean.
Jenderal Besar AH Nasution meninggal di RS Gatot Subroto pada 6 September 2000. Jasadnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Atas jasa dan peran besarnya bagi militer Indonesia, Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepadanya.
SUMBER: TEMPO.CO/NAOMY A. NUGRAHENI