Jejak G30S PKI di Sukabumi, Kisah Dokumen Pemberontakan yang Dibantah DN Aidit

Rabu 30 September 2020, 13:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Isu komunisme di Indonesia selalu jadi perbincangan menarik publik jelang hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober. Upaya pemberontakan Partai Komunis Indonesia pada 30 September 1965, menjadi catatan kelam Republik Indonesia dalam mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Redaksi sukabumiupdate, coba mengutip kembali tulisan panjang Irman “Sufi” Firmansyah Kepala Riset dan Kesejarahan Soekaboemi Heritages, sekaligus ketua Yayasan Dapuran Kipahare yang pernah dimuat media ini pada September tahun 2018 silam. Ia membuat paparan panjang bagaimana kiprah dan jejak PKI di Sukabumi dari jaman Belanda hingga pasca pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965.

“Sukabumi menjadi bagian penting dari sejarah PKI di Indonesia. Bahkan menjadi basis yang cukup diperhitungkan sejak awal terbentuknya organisasi terlarang ini di masa kolonial Belanda hingga ditumpas pasca kejadian tahun 1965,” tulis Irman mengawali narasi panjangnya. 

Ia membeberkan dengan baik, bagaimana awal PKI muncul di Indonesia dengan “membonceng” gerakan Syarekat Islam (SI) tidak terlepas dari Sukabumi. Sukabumi menjadi saksi jatuh bangunnya PKI, mulai dari gagal melawan Pemerintah Kolonial Belanda, kembali menyusun kekuatan pasca kemerdekaan, sempat ditumpas oleh pemerintahan Sukarno Hatta tahun 1948, kembangkitan kembali PKI lewat jalur politikpun pasca pemberontakan Madiun.

Menurut iIrman PKI saat itu masih diberi ruang oleh pemerintah dan menjadi partai peserta pemilu tahun 1955. Di Jawa Barat sendiri posisinya ketiga, di Sukabumi mendapatkan posisi keempat dibawah PNI, Masyumi dan NU dengan jumlah suara 19.720. 

DN Aidit dalam rapat besar dan ceramah pada tanggal 13 Agustus 1957 di Kota Sukabumi.  Pasca dihapuskannya Undang-Undang Keadaan Bahaya, hingga tahun 1963 posisi PKI menjadi urutan kedua dari 3 besar di Sukabumi. 

“Sukabumi sudah menjadi incaran PKI selain banyaknya organisasi buruh terutama perkebunan dan juga basis kuat buruh kereta api, Sukabumi juga punya sekolah polisi yang menjadi pion penting dalam menguasai kota,” tulis Irman.

Dari catatan Irman, Sejak Mei 1962 DN Aidit telah memberikan ceramah empat kali di Sukabumi. Tanggal 24 Mei 1962 dihadapan Komandan Korps Polisi Security Kepolisian Komisariat Seluruh Indonesia, tanggal 18 September 1962 di depan para pengikut Kursus Persamaan Komisaris Polisi (Kursus B), tanggal 22 februari 1962 dihadapan para mahasiswa Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian dan pada tanggal 6 Maret 1963 di depan Sekolah Kepolisian Sukabumi. 

“Namun sikap masyarakat terhadap komunis mulai kurang menuai simpati karena gerakan berujung kericuhan. Peristiwa kerusuhan rasialis 10 Mei 1963 di Sukabumi sebagai rembetan Bandung dan beberapa daerah konon dilatarbelakang persaingan ideologi dan dipicu kedekatan Bung Karno dengan RRC,” jelas Irman. 

Namun Sukabumi tetap menjadi bagian program kaderisasi PKI. Buku Kaum Tani Mengganyang Setan-Setan Desa yang ditulis Aidit adalah hasil penelitiannya bersama tim terhadap para petani yang sebagian di Sukabumi. Aidit yang juga Menteri/ Wakil Ketua MPRS/ Ketua CC PKI ini pada tanggal 2 Februari sampai tanggal 22 Maret 1964, melakukan penelitian untuk penyusunan buku tersebut di wilayah Nagrak dan Sagaranten Sukabumi. 

“Aidit juga menjaga hubungan dengan para tokoh Islam Sukabumi seperti KH. Isa Anshary sebagai upaya pendekatan. Jika berkunjung ke Sukabumi Aidit biasanya menginap di rumah Isa dan tak jarang nongkrong bareng di Kota Sukabumi sambil makan sate padahal Isa adalah tokoh Front Anti Komunis,” ungkap Irman dalam tulisannya.

Selain Aidit tokoh penting PKI yang mengunjungi Sukabumi adalah Waperdam Subandrio. Ia pernah berorasi di cabang PKI Kota Sukabumi. Menjelang tahun 1965 situasi di Sukabumi mengkhawatirkan, semua serba ketakutan dan tak jelas siapa lawan dan siapa kawan. 

Menurut Irman, provokasi sering terjadi sering terjadi, sikap-sikap rusuh kaum komunis di pedesaan tidak jarang meletus. Kecurigaan yang mengarah pada pengkhianatan kaum komunis sebenarnya sudah tercium.

“Pada tanggal 24 Desember 1964, beberapa bulan sebelum pecahnya peristiwa G/30/S/PKI sebenarnya sudah muncul dokumen yang ditemukan di Sukabumi mengenai rencana pemberontakan PKI, namun Aidit membantahnya dan disebut aidit sebagai provokasi untuk meracuni aparat negara,” beber Irman

Dalam catatan Kerry B Collison, yang dikutip Irman Sukabumi juga menjadi  tempat pelatihan Gerwani yang cukup besar. Disini ipara wanita berlatih dengan senjata tempur seperti pistol dan juga golok untuk berkelahi, bahkan menebas kepala dengan cepat.

“Sukabumi selatan menjadi tempat ideal PKI dalam melakukan persiapan. Para tokoh PKI menghembuskan isu bahwa setiap informasi tentang pengkhianatan komunis adalah Hoax. Padahal hal ini kemudian terbukti dalam mahmilub pasca kudeta. Salah satunya dengan ditemukannya surat-surat Sudisman (anggota CC PKI) beserta denah (Plattegrond) sekolah polisi Sukabumi dalam arsip SBKP (serikat buruh kementrian pertahanan) yang berisi beberapa petunjuk untuk menguasai Sekolah polisi,” ungkap Irman.

Sukabumi juga menjadi bagian dari skenario besar pemberontakan yang diatur Sjam Kamaroezaman. Jika pemberontakan gagal maka ada 3 basis pengunduran yaitu Sukabumi Selatan, Merapi Merbabu Complex dan Blitar Selatan.  

Biro Khusus Sentral PKI telah menetapkan untuk mempersiapkan basis tersebut di Selatan Sukabumi, Jawa Barat. “Sementara di Jakarta dimunculkan isu Dewan Jendral yang akan melakukan makar terhadap pemerintah. Upaya ini dilakukan seolah untuk menutupi rencana besar PKI. Isu Hoaxpun akhirnya terbukti dengan pecahnya pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965 dengan dibunuhnya para Jendral,” tegasnya.

Situasi Sukabumi saat itu sambung Irman tidak ada gejolak apapun. Tanggal 30 september malam kota hanya sempat ada pemadaman, sementara di sekolah kepolisian sedang melakukan hiburan sesudah pelantikan siswi polwan disiang harinya.

“Seorang petinggi Polri pusat saat itu berada di Sukabumi, yaitu Sucipto Judodiharjo. Ia berangkat dari Jakarta pukul 10 malam. Keesokan harinya baru kehebohan terjadi sesudah ada berita dari radio tentang pemberontakan PKI. Jendral sucipto kemudian dipanggil Bung Karno dan terbang dengan helikopter dari Sukabumi ke Jakarta,” tulis Irman dalam narasi tersebut.

Kondisi mulai berbalik, seminggu kemudian pentolan serikat buruh ditangkapi. Pada tanggal 15 Oktober 1965 pimpinan PKI Kota dan Kabupaten Sukabumi menyatakan tidak terlibat dalam pemberontakan di Jakarta kemudian PKI dan beberapa organisasi underbouw PKI diSukabumi seperti SOBSI, SBPP, Pemuda Rakjat dan Gerwani dan lainnya beserta anak cabangnya menyatakan membubarkan diri. 

Sayang hal tersebut tidak membendung terjadinya kemarahan masyarakat. Apalagi tanggal 31 Oktober 1965, 20 orang pentolan PKI yang dilatih di lubang buaya tertangkap di Sukabumi beserta beberapa dokumen yang menyebutkan rencana pemberontakan serta para tokohnya. Tak ayal kemudian banyak pentolan PKI di Sukabumi dihabisi, Diantaranya ketua Cisarua Baros dibunuh massa. 

Sebuah organisasi lokal bernama Santjang Lumaku akhirnya membubarkan diri karena anggotanya banyak yang terlibat dalam kegiatan PKI. Dalam rangka gerakan pembersihan di kota Sukabumi, kemudian dilancarkan razia di seluruh kota. 

Situasi Sukabumi saat itu tidak kondusif dimana banyak terjadi aksi pembunuhan balas dendam maupun pencidukan oleh aparat terhadap orang yang ditengarai terlibat PKI.  “Mereka dikumpulkan di gedung juang dan di kantor-kantor desa, sebagian diadili, ada yang dilepaskan ada juga yang dieksekusi. Pangleseran termasuk tempat yang terbanyak penangkapan kader PKI. Bahkan konon sungai di Wangunreja sempat memerah karena dilakukan beberapa eksekusi disitu,” sambung Irman

Tempat lainnya sekitar perkebunan di Cikidang dan di Kalapanunggal. Ibrahim Adjie, Panglima Divisi Siliwangi waktu itu, meminta kepada Soeharto agar penanganan Jawa Barat diserahkan kepada Siliwangi dan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) tidak perlu masuk. 

Soeharto mengabulkan, Adjie menginstruksikan bahwa mereka yang dituding terlibat PKI itu ditangkapi saja,jangan dibunuh karena mereka kebanyakan cuma rakyat kecil biasa. Akhirnya para anggota komunis itu dipekerjakan di beberapa tempat tanpa dibayar, salah satunya di pabrik genteng di Gunungguruh dekat Karang Para, “pabrik ini dijadikan tempat para tahanan politik yang kesalahannya ringan dan dipekerjakan oleh tentara.”

Menurut Irman, meskipun tidak kondusif tapi Sukabumi juga menjadi tempat persembunyian para tokoh PKI. Mahrus Irsyan menyatakan bahwa Aidit sebelum lari ke Jawa sempat bersembunyi di Sukabumi. Selain itu pentolan PKI yang tertangkap di Sukabumi adalah Sumiyarsih Caropeboka seorang dokter yang disebut dokter lubang buaya. Dia bersembunyi diwilayah utara sukabumi di rumah seorang mantri kesehatan. 

Disitu juga berkumpul bekas mahasiswa, tentara dan mantan pejabat yang dipecat dan mengalami nasib sama dikejar-kejar pasukan TNI. Pada tanggal 2 Mei 1967, ereka digrebek oleh sekelompok orang yang tergabung dalam operasi djaring AKRI bekerjasama dengan Komando Reserse (Komres) AKRI Sukabumi. 

“Sementara suaminya Sjarif Caropeboka berhasil kabur meskipun akhirnya tertangkap juga bersama seseorang berinisial “J” di jalan Ciaul batas no K-111/RT.6/RK.3/Sukabumi di dalam sebuah kendaraan. Pada akhirnya pemberontakan berhasil dipadamkan, gerakan PKI yang masih terus melakukan perlawanan diantaranya di Merapi Merbabu Complex dan terakhir berlangsung sampai tahun 1968 adalah di Blitar Selatan. 

“Sukabumi sendiri tidak ada gerakan apapun karena masyarakat bersama-sama membantu aparat yang tergabung dalam AKRI memburu para kader komunis.  Berakhirlah kisah kaum komunis, walaupun peristiwa ini juga menimbulkan banyak luka. Diluar apakah isu tersebut hoax atau bukan, kewaspadaan tetap diperlukan. Sejarah mencatat pola PKI yang melakukan infiltrasi untuk memecah belah bangsa, melakukan propaganda untuk membalikan fakta, menguasai media bahkan aparat,” tulis Irman. 

“Kaum radikal ini selalu masuk dengan cara halus yaitu pemikiran dan ideologi, mereka akan sangat cair disaat lemah dan masuk ke semua lini masyarakat. Namun disaat kuat, disitulah terlihat motif yang sebenarnya yaitu mengganti ideologi Pancasila dengan Ideologi lain. Bangsa ini sudah mengalami berbagai pengalaman manis dan pahit terkait kebhinekaan. Semuanya menjadi pelajaran yang bisa diambil hikmah. Sudah bukan saatnya lagi gontok-gontokan, tetapi bersatu menentang segala upaya yang bermaksud menghancurkan negri dan mengganti ideologi yang sudah kita sepakati,” pungkasnya.

Untuk membaca lebih lengkap tulisan kang Irman “Sufi” Firmansyah silahkan klik link PKI di Sukabumi

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Nasional31 Januari 2025, 12:14 WIB

Diesel X: Inovasi BBM Ramah Lingkungan dari Pertamina yang Hemat dan Bertenaga

Diesel X, inovasi BBM rendah sulfur dari Pertamina, hadir dengan efisiensi tinggi dan emisi rendah. Berstandar EURO V, bahan bakar ini cocok untuk industri berat, mendukung energi bersih dan berkelanjutan!
Pertamina resmi meluncurkan Diesel X! BBM rendah sulfur berstandar EURO V ini hadir dengan efisiensi tinggi dan emisi lebih bersih. Langkah maju menuju energi berkelanjutan! (Sumber : Instagram/@tempodotco)
Bola31 Januari 2025, 12:00 WIB

Persib Bandung Punya Jurus Baru untuk Cetak Gol, PSM Makassar Mesti Waspada!

Persib Bandung dan PSM Makassar akan saling bentrok dalam laga pekan ke-21 Liga 1 2024/2025.
Persib Bandung dan PSM Makassar akan saling bentrok dalam laga pekan ke-21 Liga 1 2024/2025. (Sumber : X@persib).
Sehat31 Januari 2025, 11:41 WIB

Mengungkap Manfaat Pare: Khasiatnya dalam Mengatasi Penyakit Diabetes dan Hipertensi

Pare (Momordica charantia) adalah tanaman yang sering dikenal dengan nama bitter melon dalam bahasa Inggris. Tanaman ini memiliki rasa yang sangat pahit, tetapi menyimpan segudang manfaat kesehatan yang luar biasa.
Pare (Momordica charantia), Mengungkap Manfaat Pare: Khasiatnya dalam Mengatasi Penyakit Diabetes dan Hipertensi (Sumber : Freepik/@jcomp)
Sukabumi31 Januari 2025, 11:40 WIB

Ratusan Santri Al Hikmah Sukaraja Ikuti Latihan Rukyatul Hilal di POB Cibeas Sukabumi

Pelatihan ini melibatkan Dewan Hisab Rukyat (DHR) Kabupaten Sukabumi.
Suasana pelatihan Rukyatul Hilal di POB Cibeas, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Rabu (29/1/2025). | Foto: Istimewa
Life31 Januari 2025, 11:27 WIB

Kenapa Kita Susah Berhenti Makan Pedas? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Pernah ketagihan makanan pedas? Sensasi capsaicin menipu otak, memicu hormon bahagia, dan membuat sulit berhenti. Pedas juga menantang, menggoda selera, bahkan mengaburkan rasa kenyang. Simak faktanya di sini!
Kenapa makan pedas bikin nagih? 🌶️ Sensasi terbakar dari capsaicin memicu hormon bahagia, menambah adrenalin, dan bikin sulit berhenti. Tapi hati-hati, jangan sampai berlebihan!🔥 (Sumber : freepik/@jcomp)
Sehat31 Januari 2025, 11:23 WIB

Rambutan dan Batuk: Mengapa Terlalu Banyak Makan Rambutan Dapat Menyebabkan Batuk?

Rambutan, buah tropis yang kenyal dan manis, memang menjadi favorit banyak orang, terutama di negara-negara Asia Tenggara. Buah ini kaya akan vitamin C, serat, dan antioksidan, yang semuanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Rambutan, Rambutan dan Batuk: Mengapa Terlalu Banyak Makan Rambutan Dapat Menyebabkan Batuk? (Sumber : Freepik/@sukcao)
Nasional31 Januari 2025, 11:02 WIB

Aturan Baru Kuota 4 Jalur Penerimaan Murid Baru: Afirmasi Ditambah, Domisili Berkurang

Abdul Mu'ti menjelaskan dalam SPMB terdapat empat jalur penerimaan.
(Foto Ilustrasi) Sistem PPDB akan resmi diganti menjadi SPMB. | Foto: Istimewa
Entertainment31 Januari 2025, 11:00 WIB

Bintang FTV Larasati Nugroho Alami Kecelakaan Tunggal, Hasil Tes Urine Negatif

Kabar kurang menyenangkan dari dari artis FTV, Larasati Nugroho yang mengalami kecelakaan di kawasan Ulujami, Jakarta, pada Kamis, 30 Januari 2025 dini hari.
Bintang FTV Larasati Nugroho Alami Kecelakaan Tunggal, Hasil Tes Urine Negatif (Sumber : Instagram/@larasati_nugroho)
Bola31 Januari 2025, 10:30 WIB

Prediksi Persik Kediri vs Barito Putera di BRI Liga 1: H2H dan Susunan Pemain

Laga Persik Kediri vs Barito Putera akan berlangsung di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, Jumat, 31 Januari 2025 mulai pukul 15.30 WIB.
Pertandingan antara Persik Kediri vs Barito Putera dimulai pukul 15.30 WIB, Jumat, 31 Januari 2025. Foto: IG/@sports.indosiar
Keuangan31 Januari 2025, 10:16 WIB

Simak Baik-baik! Aturan dan Besaran THR untuk PNS Tahun 2025

THR dan Gaji ke-13 akan setara dengan gaji pokok yang ditambah tunjangan.
(Foto Ilustrasi) THR menjadi salah satu kewajiban perusahaan. | Foto: Freepik