SUKABUMIUPDATE.com - Bagi warga Kota Sukabumi dan sekitarnya tentunya tidak asing dengan sebuah daerah di Kecamatan Sukaraja yang disebut Kampung Inggris.
Jika dilihat sekilas memang perkampungan tersebut tidak jauh berbeda dengan perkampungan biasa di daerah lain. Namun, Kampung Inggris ternyata memiliki sejarah panjang kenapa sampai akhirnya disebut dengan Kampung Inggris.
Menurut pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah, jika dulunya Kampung Inggris dikenal sebagai kampung pesantren. Sebab di wilayah tersebut terdapat banyak pesantren dan diyakini menjadi titik awal penyebaran Islam di Sukaraja.
“Kampung Inggris di Sukaraja dulunya kampung pasantren, nama ini konon berasal dari pesantren yang berjumlah 15, dari mulai Puskesmas hingga ke kampung pasantren sekarang. Lokasi ini merupakan titik awal persebaran Islam di sekitar sukaraja. Namun, dalam peta tahun 1889 memang tidak ada detail tentang nama kampung pasantren ini, hanya disebut sebagai Sukaraja saja,” kata Irman kepada Sukabumiupdate.com.
Irman yang juga Ketua Yayasan Dapuran Kipahare ini mengungkapkan jika nama Kampung Inggris sudah dikenal sejak tahun 1900 an sebagai sentra industri kerajinan tanduk dan tulang.
“Awal mula disebut Kampung Inggris adalah ketika ramainya kerajinan tanduk dan tulang di Sukaraja yang sering dikunjungi tamu asing. Industri ini sudah tercatat di tahun 1922 sebagai industri tanduk dan tulang yang maju dengan sebutan Hoorn en Beenwerk yang dimiliki Soelaiman,” katanya.
Bahkan, pada tahun 1936 kerajinan dari kampung Inggris ini diikutkan dalam jaarbeurs/pameran tahunan di Bandung yang berlangsung 27 Juni - 12 Juli 1936.
Industri kerajinan tanduk dan tulang Soeleiman ini bertahan hingga tahun 1950 an.
Kunjungan-kunjungan orang asing ini terjadi pasca kemerdekaan dimana banyak orang Eropa mengenal kerajinan ini sebagai kerajinan yang luxury alias mewah dan unik sebagai artikelen Made in indonesia.
Sehingga banyak warga asing berdatangan ke kampung ini. Sementara warga kampung tidak bisa membedakan kewarganegaraan para tamu itu dan mengira semua warga asing yang datang sebagai orang berkebangsaan Inggris dan dengan mudah menyebut orang Inggris.
Akhirnya karena sering dikunjungi "orang Inggris" maka disebutlah kampung Inggris.
Sedangkan orang-orang Eropa sendiri menyebut industri kerajinan tanduk ini sebagai Horn and Bones Industry.
Banyak pengrajin yang menekuni kerajinan tanduk dan tulang itu salah satunya bernama Haji Uba yang telah menggeluti usaha tersebut secara turun temurun.
Telah banyak sekali produk kerajinan yang dihasilkan dari para pengrajin kampung Inggris ini. Pada bulan Oktober dan November 1952 saja produksi dari kampung Inggris berjumlah total 46.908 produk.