SUKABUMIUPDATE.com - kulit merupakan organ terluar manusia yang berfungsi untuk pelindung. Kulit rentan mengalami berbagai masalah, salah satunya yaitu dermatitis.
Mengutip dari laman Cleveland Clinic, dermatitis merupakan peradangan pada kulit yang mencakup iritasi kulit dan ruam yang disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari genetika, sistem imun, infeksi, alergi, dan zat lain yang dapat mengiritasi kulit.
Tingkat keparahan dermatitis tergantung dari penyebabnya meski tidak berpotensi kematian. Gejala yang muncul biasanya terasa gatal dan kemerahan pada kulit. Meski dermatitis umum diderita, penyakit kulit ini tidak termasuk dalam penyakit menular.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, dermatitis memiliki banyak faktor penyebab, berdasarkan hal tersebut terdapat beberapa jenis dermatitis. Berikut jenis-jenis dermatitis yang dikutip dari Healthline oleh tempo.co.
1. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik atau sering disebut eksim merupakan dermatitis yang biasa terjadi pada bayi dan anak-anak, namun orang dewasa juga bisa mengalaminya.
Saat mengalami eksim terdapat beberapa gejala dalam siklus flare up dan tanpa gejala. Saat flare up kulit akan muncul bercak kasar, kering, dan gatal. Eksim ini tidak memiliki obat.
Mengutip dari WebMd, eksim dapat terjadi karena genetik, alergi, asma, dan stres. Selain itu kondisi kulit yang memungkinkan bakteri atau kuman dan kondisi lingkungan juga bisa menjadi penyebabnya.
Pada beberapa kasus, dermatitis atopik adalah faktor meningkatnya konsumsi gula, susu, dan daging merah.
2. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak merupakan dermatitis yang terjadi karena kulit terkena zat yang menyebabkan reaksi pada kulit seperti alergi atau iritasi yang menyebabkan ruam yang terasa gatal, sensasi terbakar dan menyengat, dan melepuh.
Beberapa kasus dermatitis kontak alergi tidak langsung menyerang kulit, tapi menyerang sistem kekebalan terlebih dahulu.
Hal itu mengakibatkan reaksi tersebut menyebabkan kulit bereaksi sedemikian rupa seperti gatal dan kemerahan.
Zat alergen yang mungkin menyebabkan reaksi seperti detergen, kosmetik, dan nikel.
3. Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik atau lebih dikenal dengan cradle cap sering terjadi pada bayi di beberapa bagian seperti kulit kepala, wajah, dada, dan sekitar telinga. Cradle cap akan membuat kulit berubah warna dan bercaknya seperti bersisik.
Dermatitis ini biasanya terjadi atau semakin parah saat stres. Jika dermatitis jenis ini terjadi pada kulit kepala orang dewasa disebut ketombe.
Risiko dermatitis seboroik juga dapat meningkat karena memiliki kondisi kesehatan lain seperti HIV, epilepsi, rosacea, dan psoriasis,
4. Dermatitis Numularis
Bentuk luka dari dermatitis numularis terlihat seperti koin yang terjadi akibat cedera kulit. DIkutip dari laman WebMD, plak merah banyak terlihat pada kaki, tangan, lengan, dan dada serta yang banyak mengidap dermatitis numularis ini laki-laki.
Dermatitis numularis dapat menginfeksi karena cuaca panas dan kering atau sering mandi dengan air panas.
5. Dermatitis Stasis
Dermatitis stasis terjadi karena sirkulasi darah yang buruk dan dapat menyebabkan perubahan warna kulit dan bahkan tekstur kulit bisa menebal.
WebMD menuliskan jika kondisi kesehatan lain juga mempengaruhi munculnya dermatitis statis seperti varises, gagal jantung, dan kondisi kesehatan yang yang menyebabkan pembengkakan pada kaki.
Proses terjadinya penggelapan kulit terutama di pergelangan kaki karena vena yang ada di kaki gagal mengembalikan darah sehingga darah dan cairan menumpuk dan pergelangan kaki menjadi bengkak kan kulit teriritasi.
6. Neurodermatitis
Selain dermatitis seboroik yang dapat di trigger oleh stres, neurodermatitis juga dipicu oleh stres. Yang dirasakan pada penderita neurodermatitis adalah rasa gatal pada kulit.
Selain itu, terdapat dermatitis neglecta yang terjadi akibat sebum, keringat, korneosit, dan bakteri yang membentuk kerak kotoran yang melekat pada kulit.
Dermatitis dapat berkurang dan hilang secara sendirinya atau hanya dengan bantuan salep, misalnya dermatitis kontak akan hilang jika tidak terkena dengan iritan.
Namun seperti yang disebut dalam Mayoclinic.org, jika semakin lama semakin parah dan aktivitas terganggu sebaiknya melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam Healthline disebutkan perawatan yang mungkin diberikan jika terkena dermatitis di antaranya:
- Memberi obat alergi dan gatal seperti antihistamin dan diphenhydramine
- Melakukan fototerapi, yaitu memaparkan area dermatitis dengan cahaya yang telah ditentukan jenis dan jumlahnya
- Diberikan salep topikal dengan steroid untuk meredakan gatal dan peradangan seperti hidrokortison
- Jika infeksi menyebar, dokter juga akan memberikan antibiotik atau antijamur. Biasanya infeksi menyebar karena kulit yang digaruk dengan intens.
- Jika berkaitan dengan stres seperti dermatitis seboroik, pasien juga direkomendasikan untuk melakukan meditasi, yoga, pijat, atau akupuntur.
SOURCE: TEMPO.CO | TATA FERLIANA