SUKABUMIUPDATE.com - Harimau merupakan salah satu hewan yang tersebar di seluruh dunia dengan enam spesies dimana satu spesies tersebut menjadi endemik Indonesia, spesies dengan nama latin Panthera tigris itu memiliki tiga sub spesies yaitu harimau Jawa, Bali dan Sumatera.
Dari ketiga sub spesies tersebut hanya harimau sumatera yang masih ada hingga saat ini, itu pun dengan status terancam punah. Sementara dua lainya diyakini telah punah.
Namun, baru baru ini Kabar kemunculan harimau di hutan Sukabumi menjadi buah bibir. Kabar ini viral di media sosial setelah Dinas Kehutanan Jawa Barat mengunggah informasi dugaan kemunculan harimau tersebut di akun Facebook resminya pada 17 Januari 2022.
Apakah harimau yang terlihat di sukabumi merupakan harimau Jawa yang telah punah? Hal tersebut masih belum bisa dipastikan mengingat belum adanya bukti kuat yang mendukung jika harimau itu adalah harimau Jawa yang telah punah.
Lalu seperti apa ciri fisik dari harimau Jawa dan dimana saja sebarannya?
Menurut laman rimbakita.com, Harimau Jawa juga disebut sebagai Harimau Sunda karena menyesuaikan dengan lokasi habitat kucing besar tersebut.
Penamaan dari harimau penghuni Pulau Jawa ini memiliki sejarah yang cukup panjang, awalnya pada tahun 1844, Temminck memberikan nama Latin Felis tigris sondaicus dan mengalami perubahan satu abad kemudian.
Lalu ahli taksonomi berkebangsaan Inggris, Reginald Innes Pocock selanjutnya mengelompokkan Harimau Jawa ke dalam genus Panthera pada tahun 1929.
Hasilnya perubahan genus tersebut mengubah nama ilmiah Harimau Jawa menjadi Panthera tigris, sekaligus menunjukkan bahwa spesies ini sama dengan harimau yang hidup di Pulau Sumatera.
Kemudian di tahun 2017, Cat Classification Task Force yang merupakan bagian dari Cat Specialist Group merubah taksonomi keluarga kucing besar dan mengakui jika harimau yang hidup di Indonesia ini dengan nama ilmiah Panthera tigris sundaica.
Ciri Fisik Harimau Jawa
Harimau Jawa memiliki ciri fisik dengan ukuran tubuh relatif kecil dibandingkan dengan spesies harimau lain di Asia.
Namun, harimau endemik Pulau Jawa ini berukuran lebih besar jika dibandingkan dengan Harimau Bali dan hanya sedikit lebih kecil dari Harimau Sumatera.
Menurut laman wwf.id, ukuran tubuh rata-rata Harimau Jawa yaitu memiliki panjang sekitar 248 cm atau 2,5 meter, berat badannya mulai dari 100 sampai 141 kg. Sedangkan untuk harimau betina memiliki ukuran sedikit lebih kecil dari pejantan.
Mengutip dari rimbakita, menurut aturan Bergmann, alasan kenapa ukuran tubuh Harimau Jawa relatif kecil dibanding saudara satu spesiesnya yaitu karena perbedaan makanan yang tersedia di pulau Jawa yang menjadi habitatnya.
Di Pulau Jawa mangsa buruan harimau umumnya adalah binatang bertanduk dan berkuku belah yang berukuran tubuh lebih kecil jika dibanding mangsa yang hidup di wilayah Asia pada umumnya.
Namun menurut Chalres Frederick Partington, meski berukuran tubuh kecil, Harimau Jawa memiliki kaki dan tubuh lebih kuat.
Selain itu, bentuk tengkorak Harimau Jawa memiliki struktur yang berbeda dengan Harimau Sumatera dan Harimau Bali.
Pada bagian dahi sempit, tulang hidung Harimau Jawa sempit dan panjang, begitu pula bagian kranasialnya, karena itu pula beberapa ahli menyarankan untuk membedakan spesies ini dari taksonominya.
Habitat dan Sebaran
Melansir dari rimbakita.com, penelitian mengenai keberadaan Harimau Jawa dilakukan dengan menganalisis Mitochondrial DNA yang berasal dari 23 sampel yang diambil dari koleksi di beberapa museum.
Hasilnya menunjukkan jika kucing besar ini pernah menjelajahi wilayah Kepulauan Sunda sekitar 11.000 hingga 12.000 tahun silam.
Harimau Jawa memiliki habitat di kawasan hutan dataran rendah, kawasan semak belukar, dan areal perkebunan di dekat pemukiman penduduk sebelum akhirnya punah.
Untuk sebarannya sendiri, Harimau Jawa hidup di sepanjang wilayah Pulau Jawa. Menurut penelitian satwa endemik Jawa ini masih mendiami sebagian besar wilayah Pulau Jawa hingga akhir abad ke-19 Masehi.
Kemudian, tahun 1940 keluarga kucing ini mulai terdesak oleh aktivitas manusia dan membuatnya pindah ke kawasan pegunungan dan hutan yang terpencil, hingga akhirnya sekitar tahun 1970 Harimau Jawa diketahui hanya hidup di kawasan Gunung Betiri pada ketinggian 1.192 meter di atas permukaan laut.
Lalu, tahun 1972 kawasan gunung dengan luas 500 km persegi itu ditetapkan menjadi Suaka Margasatwa dan menjadi tempat Harimau Jawa terakhir kali terlihat pada tahun 1976.