SUKABUMIUPDATE.com - Ki Musbar Mesdi, selaku Presiden Peternak Layer Indonesia membeberkan penyebab harga telur ayam ras naik sampai Rp 30 Ribu per kilogram. Beliau mengatakan jika kenaikan tersebut dikarenakan harga pakan yang melambung tinggi.
Di saat yang sama, kondisi geopolitik dunia dan pandemi Covid-19 telah menekan harga komoditas pangan secara global.
"Ada peningkatan harga pakan ayam yang berkontribusi 70 persen dari harga produksi telur itu meningkat,” ujar Musbar saat dihubungi oleh tempo.co, pada Jumat, 2 Februari 2022.
Baca Juga :
Menurut Musbar, kenaikan harga pakan ayam menyentuh 27 persen. Sedangkan untuk harga jagung, ia menyebut komoditas ini melonjak sampai 30 persen.
Melambungnya harga jagung tak terlepas dari peningkatan harga pupuk yang menyentuh 20 persen. Dengan kondisi tersebut, Musbar mengatakan sudah saatnya pemerintah merevisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020.
Beleid itu mengatur harga acuan pembelian di tingkat petani dan harga acuan penjualan di tingkat konsumen.
Mengacu pada Permendag tersebut, kata Musbar, harga acuan di tingkat peternak masih ditentukan sebesar Rp 19-21 ribu itu 2020.
Harga acuan ini tidak mencerminkan situasi riil di pasar. Padahal semestinya, jika harga pakan naik, harga acuan ikut disesuaikan.
Di sisi lain pada saat Permendag terbit pada 2020, harga pangan masih di kisaran Rp 5.000 sampai Rp 5.500 dan harga jagung Rp 4.500 per kilogram.
Sementara untuk saat ini, harga pangan sudah mengalami kenaikan mencapai Rp 6.800 sampai Rp 7.200 per kilogram.
Musbar melanjutkan, jika disesuaikan dengan harga pakan, harga acuan telur di tingkat petani normalnya berkisar Rp 23 sampai 25 ribu per kilogram. Harga itu belum termasuk biaya pengiriman atau distribusi.
"Marjin pengangkutan itu bisa Rp 4.000 (per kilogram). Makanya harga telur bisa mencapai Rp 28-30 ribu. Ini sudah seharusnya pemerintah mendengarkan suara pedagang,” tuturnya.
Baca Juga :
SOURCE: TEMPO.CO