Lebih Mematikan dari Virus Corona, CDC Ungkap Gejala Virus Hendra

Kamis 02 Juni 2022, 16:15 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Meski kasus virus corona Covid-19 menurun namun pemerintah dan masyarakat Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan dengan munculnya virus Hendra yang diketahui lebih mematikan.

Melansir dari Suara.com, Laura Navika Yamani, epidemiolog Universitas Airlangga mengatakan tingkat kematian atau fatality rate virus Hendra lebih tinggi dari virus corona, yang sekitar 3-4 persen, dikutip Suara.com dari situs resmi Unair. Karena, fatality rate virus Hendra berada pada tingkat 50 persen kematian.

Berdasarkan laman resmi CDC, virus Hendra (HeV) adalah anggota famili Paramyxoviridae, genus Henipavirus. HeV pertama kali diisolasi pada tahun 1994 dari spesimen yang diperoleh selama wabah penyakit pernapasan dan neurologis pada kuda dan manusia di Hendra, pinggiran kota Brisbane, Australia.

Baca Juga :

Virus Hendra ini terkait dengan virus Nipah, spesies lain dalam genus Henipavirus. Reservoir alami virus Hendra telah diidentifikasi berasal dari kelelawar genis Pteropus.

Sejak 1994 hingga 2013, infeksi virus Hendra pada manusia masih jarang terjadi dan hanya 7 kasus yang dilaporkan.

Tapi, CDC tak memungkiri bahwa penularan virus Hendra ke manusia bisa terjadi setelah terpapar cairan dan jaringan tubuh atau kotoran kuda yang terinfeksi.

photoIllustrasi) Virus Hendra Penyakit Zoonosis yang Dapat Menular dari Hewan ke Manusia - (Instimewa)</span

Kuda sendiri bisa terinfeksi setelah terpapar virus Hendra dalam urine rubah terbang yang terinfeksi. Sampai sekarang ini, belum ada temuan kasus penularan virus Hendra dari manusia ke manusia.

Meski begitu, Anda harus tahu bahwa virus Hendra bisa menyebabkan penyakit pernapasan yang mirip dengan gejala flu parah setelah masa inkubasi 9-16 hari.

Dalam beberapa kasus penyakit ini bisa berkembang menjadi ensefalitis. Tingkat kematian akibat virus Hendra ini juga mencapai 57 persen.

Virus Hendra ini bisa didiagnosis dengan pemeriksaan laboratorium yang juga digunakan untuk mendeteksi virus Hipah, antara lain deteksi antibodi dengan ELISA (IgG dan IgM), real time polymerase chain reaction (RT-PCR), dan upaya isolasi virus.

Di sebagian besar negara, penanganan virus Hendra perlu dilakukan di laboratorium penyimpanan tinggi.

SUMBER: SUARA.COM

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi24 November 2024, 23:11 WIB

Mobil Jazz Merah Ngebut, Penyebab Kecelakaan Beruntun Maut di Sukaraja Sukabumi

Peristiwa kecelakaan beruntun maut di Sukabumi yang melibatkan empat mobil dan satu motor itu mengakibatkan satu orang tewas dan 6 orang lainnya terluka.
Mobil Honda Jazz merah penyebab kecelakaan beruntun di Sukaraja Sukabumi saat dievakuasi. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 22:51 WIB

Kecelakaan Beruntun di Sukaraja Sukabumi Libatkan 5 Kendaraan, 1 Korban Meninggal

Berikut kronologi kecelakaan beruntun di Sukaraja Sukabumi yang libatkan 5 kendaraan.
Kondisi kendaraan yang terlibat kecelakaan di Sukaraja Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Nasional24 November 2024, 22:15 WIB

Siap-siap, Harga Rumah Diproyeksi Bakal Naik Imbas Kebijakan PPN 12 Persen

Kenaikan tarif PPN 12 Persen mulai tahun depan ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan komisi XI DPR pekan lalu.
Ilustrasi rumah. (Sumber : Shutterstock)
DPRD Kab. Sukabumi24 November 2024, 21:24 WIB

Reses Loka Tresnajaya di Desa Kutajaya Sukabumi, Infrastruktur Mendominasi Aspirasi

Menurut Loka, Desa Kutajaya adalah salah satu desa terluas di Cicurug namun masih memiliki sejumlah wilayah yang belum tersentuh aspal.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Partai Golkar, H.M. Loka Tresnajaya menggelar reses di Kampung Pereng, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Sabtu 23 November 2024. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 21:02 WIB

Tukak Lambung Pada Anak : Ketahui Gejala dan Penyebabnya

Tukak lambung atau yang juga dikenal sebagai tukak peptik diketahui sangat jarang terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa, tetapi ternyata hal ini terjadi lebih sering daripada yang dibayangkan.
Ilustrasi seorang anak menderita tukak lambung (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi24 November 2024, 20:23 WIB

10 Penumpang Terluka, Kronologi dan Dugaan Penyebab Bus Terguling di Lingsel Sukabumi

Berikut kronologi dan dugaan penyebab bus terguling di jalur Lingkar Selatan atau Lingsel Kota Sukabumi.
Bus yang terguling di Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi saat dievakuasi oleh mobil derek. (Sumber Foto: Istimewa)
Life24 November 2024, 20:00 WIB

3 Legenda Curug Sanghyang Taraje, Tapak Sangkuriang Hingga Tangga Menuju Kayangan

Konon, Sangkuriang ingin mengambil bintang untuk Dayang Sumbi, ibu yang sangat dicintainya. Untuk mencapai bintang, Sangkuriang melewati Curug Sanghyang Taraje, yang dianggap sebagai tangga menuju kayangan.
Curug Sanghyang Taraje. Foto: IG/smiling.westjava
Mobil24 November 2024, 19:26 WIB

Sejarah dan Kisah Angkutan Umum di Pajampangan Sukabumi

Keberadaan angkutan umum di wilayah Sukabumi Selatan tersebut sudah ada sekitar tahun 1921, dengan jurusan Soekaboemi-Soerade.
Angkutan umum pertama Surade-Sukabumi (Sumber : Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 19:05 WIB

Diduga Depresi, Lansia Asal Cidahu Sukabumi Tewas Tergantung di Rumah Kosong

Berikut kronologi dari keluarga terkait tewasnya lansia asal Cidahu Sukabumi yang ditemukan tergantung di dalam rumah kosong.
TKP pria lansia ditemukan tewas tergantung di Cidahu Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 19:00 WIB

Donor Jantung untuk Penderita Gagal Jantung, Ketahui 4 Hal Berikut Ini!

Donor Jantung adalah orang yang memberikan jantungnya untuk transplantasi kepada penderita gagal jantung.
Ilustrasi. Donor Jantung untuk Penderita Gagal Jantung, Perhatikan 4 Hal Berikut. (Sumber : Freepik/freepik)