SUKABUMIUPDATE.com - Wali murid SMPN 1 Sagaranten, Kabupaten Sukabumi menjadi korban penipuan seorang pria yang mengaku anggota komite sekolah SMPN 1 Sagaranten dengan modus menjanjikan beasiswa sebesar Rp 2 juta.
Kepala SMPN 1 Sagaranten, Wawan Setiawan mengatakan korban penipuan seorang ibu rumah tangga warga Kampung Tanjungsari, Desa Hegarmanah, Kecamatan Sagaranten. Ibu tersebut merupakan orang tua siswa kelas VII SMPN 1 Sagaranten.
Baca Juga :
"Awalnya orang tua siswa datang ke kami menanyakan perihal pencairan beasiswa. Kami bingung dan sempat bertanya, beasiswa yang mana? Setelah ditanya informasi beasiswa itu dari mana, ternyata dari orang yang mengaku anggota komite sekolah sini,” kata Wawan kepada sukabumiupdate.com, Kamis (26/5/2022).
Menurut Wawan, pada Rabu 18 Mei 2022, orang tua siswa didatangi seorang pria berpostur tinggi dan mengendarai sepeda motor Honda Vario berwarna hitam.
"Dia mengaku anggota komite sekolah, lalu menunjukkan beberapa buku rekening bank, menawarkan agar putra korban yang bersekolah di SMPN 1 Sagaranten mendapatkan beasiswa yang akan cair pada hari Jumat, 20 Mei 2022 sebesar Rp 2 juta lebih," jelasnya.
Pria itu, kata Wawan, menawarkan dua opsi paket beasiswa pencairan. Yaitu reguler satu kali pencairan atau paket kontinyu. Pelaku meyakinkan korban bahwa program beasiswa tersebut benar dan pencairan akan mudah diproses kemudian pelaku meminta uang.
“Pelaku minta uang sebesar Rp 650 ribu, katanya untuk membantu proses pencairan. Orangtua siswa tanpa pikir lagi memberikan uang sebesar Rp 700 ribu dan si pelaku kasih kembalian uang Rp 50 ribu," bebernya.
Wawan meminta wali murid untuk berhati-hati, sebab kejadian ini juga terjadi di sekolah-sekolah lain.
"Selain di Sagaranten, kami juga sudah mendengar informasi dari beberapa sekolah seperti di SMPN 1 Lengkong, SMPN 2 Lengkong, SMPN 2 Jampangtengah serta SMPN 2 Curugkembar. Ke semua korban pelaku mengaku dari komite sekolah tersebut," ujarnya.
Wawan menduga pelaku menggunakan hipnotis untuk melancarkan aksinya. "Diduga orang tua siswa dihipnotis, karena korban langsung memberikan uang," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sukabumi, Mohammad Solihin menyatakan sudah banyak korban dari kasus penipuan dengan modus beasiswa ini. Menurut dia, para wali murid ini sudah melaporkan kejadian tersebut ke pihak sekolah.
Korban dari kasus penipuan bermodus beasiswa yaitu seorang wali murid di SMPN 1 Sagaranten yang diminta uang Rp 650 ribu, kemudian seorang wali murid SMPN 1 Lengkong yang juga diminta uang Rp 650 ribu, lalu seorang wali murid SMPN 2 Lengkong dengan kerugian Rp 1,2 juta serta seorang wali murid SMPN 2 Jampangtengah yang dimintai uang Rp 500 ribu.
"Mungkin ada beberapa kasus di wilayah Kabupaten Sukabumi, namun enggan melaporkan ke pihak sekolah atau pihak berwajib," ujarnya.
Dengan adanya kasus ini, Disdik Kabupaten Sukabumi menghimbau kepada wali murid untuk berhati-hati sebab saat ini tidak ada program beasiswa dengan cara meminta uang kepada wali murid.
"Kalau ada yang seperti itu jangan diakomodir dan jangan dipercaya karena di pendidikan SMP di Disdik tidak ada beasiswa, kecuali bagi yang hafidz quran dan itu harus diseleksi dulu, tidak serta merta mendapatkan beasiswa," jelasnya.