SUKABUMIUPDATE.com - Pilkada Kabupaten Sukabumi tahun 2020 kini dalam tahapan masa kampanye. Seluruh pasangan calon diwajibkan menjadi duta protokol kesehatan Covid-19 dalam setiap tahapannya.
Namun yang tak kalah menarik di Pilkada Kabupaten Sukabumi kali ini adalah perang dukungan dari kalangan di luar partai politik. Contohnya ajakan mendukung pasangan tertentu dari kalangan selebritis, atlet atau pesepakbola, hingga tokoh-tokoh berpengaruh lainnya di luar partai politik.
Direktur Research and Literacy Intitute (RLI) Sukabumi, Mulyawan Safwandy Nugraha menilai hal tersebut bukan hal yang aneh, dan memang sering terjadi di setiap perhelatan Pilkada.
BACA JUGA: Polemik UU Cipta Kerja, Bagaimana Komitmen Paslon Pilkada Sukabumi untuk Kaum Pekerja?
"Pilkada itu unik. Beda dengan Pileg. Uniknya, karena selalu ada anomali. Tidak linier. Contoh, kader partai A, tapi mendukung paslon dari partai B. Kemudian terjadinya PAW bahkan pemecatan terhadap "petugas" partai yang ngemplang dari instruksi partai. Atau ada kader atau pengurus partai yang buat status di medsos yang mem-blurkan pilihan politiknya, atau tidak sama dgn paslon pilihan partainya."
"Fakta bahwa tidak liniernya pilihan rakyat terhadap caleg (partai) dengan paslon di Pilkada, sudah banyak terbukti. Inilah yang kemudian menjadi alasan setiap pasangan calon untuk datang ke setiap kantong-kantong massa tanpa mengindahkan basis partai," kata Mulyawan kepada sukabumiupdate.com, melalui pesan singkat.
"Maka, hadirnya artis, selebritis, atlet atau tokoh lain di luar partai untuk memberikan dukungan kepada paslon tertentu, adalah sesuatu yang normal terjadi di setiap momen pilkada," imbuhnya.
BACA JUGA: Menakar Janji Manis Paslon Pilkada Sukabumi untuk Kaum Milenial
Artinya, masih kata Mulyawan, dibutuhkan amunisi lain yang berupa ajakan dari tokoh yang dianggap memiliki pengaruh kepada masyarakat untuk memilih paslonnya.
"Ilustrasinya, artis atlet atau tokoh lain diluar partai tersebut menjadi "penguat sinyal" bagi paslon agar frekuensinya kena kepada masyarakat," katanya lagi.
Mulyawan juga melihat fenomena itu terjadi mengingat jeda waktu yang cukup singkat bagi paslon dan timnya di Pilkada kali ini.
"Apakah ada masalah dengan ketidakpedean? Mungkin. Tapi saya lebih melihat karena masalah waktu yang terbatas, biaya juga terbatas. Maka diperlukan influencer yang bisa bekerja secara efektif dan efisien dalam mempengaruhi pilihan masyarakat," tandasnya.
Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.