SUKABUMIUPDATE.com - Lama tak terdengar kabarnya, Partai Golkar di awal tahun 2020 ini mengaku sudah menyiapkan beberapa langkah strategis pemenangan Pilkada Kabupaten Sukabumi. Seperti diketahui, Partai Golkar sudah mempunyai calon yang akan diusung di Pilkada Sukabumi 2020, yakni Marwan Hamami.
BACA JUGA: HUT ke-55, DPD Golkar Kabupaten Sukabumi Targetkan Menang Pilkada 2020
Dikonfirmasi sukabumiupdate.com, Kamis (9/1/2020) melalui sambungan telepon, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi, Budi Azhar Mutawali menyebut Partai Golkar kini tengah melakukan proses penjajakan bersama beberapa partai politik, baik dengan partai politik yang sudah gamblang menyatakan dukungan kepada Marwan Hamami seperti PAN dan Partai Demokrat.
"Sampai hari ini kita masih penjajakan terus. Kita kalau dengan partai koalisi yang seutuhnya kan belum, hanya baru penjajakan saja. Semua kita lakukan, terutama dengan PAN dan Demokrat yang lebih intens karena mereka sudah menyatakan dukungan tingkat kabupaten kepada Pak Marwan," jelas Budi.
BACA JUGA: Rapimda Tunjuk MH, Kemana Arah Koalisi Golkar di Pilkada Kabupaten Sukabumi?
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi itu menambahkan, Golkar juga sedang melakukan komunikasi dengan partai politik yang belum menyatakan dukungan kepada Marwah Hamami. Namun dengan partai yang sudah menyatakan dukungan, sedang dibahas mengenai figur pendamping Marwan Hamami sebagai calon wakil bupati.
"Soal pendamping Pak Marwan, nanti kita bahas dengan partai koalisi. F1-nya sudah dari Golkar, F2-nya kan kita harus ngobrol dengan partai koalisi, tidak bisa memutuskan sendiri. Ke depannya kalau memang koalisi itu terjadi, partai koalisi itu kan bisa mengajukan nama. Nanti yang memutuskan partai koalisi bersama dengan Pak Marwan selaku calon bupati," lanjut Budi.
BACA JUGA: Sah! Rapimda Golkar Usung MH Maju di Pilkada Kabupaten Sukabumi
Masih kata Budi, parameter sosok pendamping Marwan Hamami yang pertama dari sisi pemikiran harus sama. Lalu, figur tersebut sampai lima tahun ke depan harus bersama-sama secara utuh.
"Harus saling mendorong, harus saling mendongkrak dari sisi elektabilitas. Kemudian harus saling mengisi dalam hal apapun, dari sisi pemikiran, perjuangan, harus saling menngisi dari sekarang. Bisa dari parpol, bisa dari non parpol, semua memungkinkan, tergantung nanti hasil komunikasinya bagaimana," tandas Budi.