SUKABUMIUPDATE.com - Manuver kembali ditunjukan oleh partai politik jelang Pilkada Kabupaten Sukabumi 2020 mendatang. Kali ini, ada PPP yang diisukan merapat dengan PKS. Padahal, PPP sejauh ini disebut sudah tergabung dalam Koalisi Hejo Ludeung bersama dengan PKB.
BACA JUGA: Hejo Ludeung Beri Kursi F1, Gerindra Siapkan Skenario Buat Pilkada Sukabumi 2020
Wakil Ketua DPC PPP Kabupaten Sukabumi, Tomi Ardi tak membantah kedekatan antara PPP dengan PKS. Kader muda PPP itu menyebut sebelum ada keputusan resmi terkait usungan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, pola komunikasi lintas partai masih relatif cair.
"Misalkan sekarang PPP membangun mitra dengan PKB, itu kan sebagai salah satu upaya dalam rangka membangun koalisi. Begitupun dengan PKS, kita sudah bertemu dengan elit partai secara informal. Kita membuat suatu kesepahaman tentang Sukabumi ke depan. Artinya semua kemungkinan koalisi, termasuk dengan PKS, sangat mungkin," ujar Tomi kepada sukabumiupdate.com, Kamis (21/11/2019).
BACA JUGA: PAN PKS Bermanuver di Pilkada Sukabumi 2020, PKB: Hejo Ludeung Beri Kursi F1 Ke Gerindra
Bukan hanya itu, sambung Tomi, kemungkinan PPP dengan partai koalisinya mengusung pasangan calon juga sangat mungkin, dengan siapapun pasangannya. Mengenai Hejo Ludeung, Tomi menegaskan hal itu adalah bentuk kemesraan antar ketua partai, bukan dalam konteks kelembagaan partai.
"Harus juga dibedakan. Dari kita, PPP, juga membangun komunikasi intensif dengan beberapa figur, beberapa partai politik di luar yang sedang dibangun oleh Ketua DPC hari ini. Dan semua langkah Ketua DPC, termasuk saya selaku unsur Wakil Ketua, itu semata-mata dalam rangka Ijtihad Politik, bagaimana mencari model dan formula terbaik dalam menghadapi Pilkada 2020 ini," imbuhnya.
BACA JUGA: PKS Incar Kursi Bupati, Priyo: Marwan dan Adjo Belum Kantongi Syarat Kemenangan
Ditanya soal komunikasi antara PPP-PKS yang sampai ke pengurus Jawa Barat, Tomi dan beberapa kawannya di DPC sejauh ini membangun komunikasi dan berkonsultasi dengan Wakil Ketua 1 DPW PPP Jawa Barat, Yusuf Puad.
"Kalau mengerucut di tingkat kabupaten misalnya Hejo Ludeung, dari sisi persyaratan administrasi untuk mencalonkan sudah cukup, 10 kursi. Pertanyaan berikutnya siapa yang akan dicalonkan Hejo Ludeung? PPP tidak punya calon, PKB juga tidak punya calon, kan akhirnya kita harus memikirkan siapa yang harus diusung. Sehingga kita melakukan komunikasi dengan partai lain yang ada figur untuk dimajukan. PKS ada nama Anjak, kita juga berkomunikasi dengan mereka," tandasnya.
BACA JUGA: Dibalik Dukungan PAN Untuk Marwan Hamami Dua Periode di Pilkada Sukabumi
Soal komunikasi antar ketua partai, seperti PPP, PKB dan Gerindra, itu dalam rangka Ijtihad Politik. Tomi menekankan, khusus untuk PPP apapun sikap dan keputusan yang diambil harus berdasarkan musyawarah internal, kolektif kolegial.
"Toh nanti keputusan apakah partai ini akan berkoalisi dengan partai mana, kan itu harus diputuskan harus diputuskan melalui mekanisme internal partai masing-masing. Enggak bisa juga ketua memutuskan sepihak. Konsep kepemimpinan di PPP kan kolektif kolegial. Jadi usaha Ketua DPC dalam rangka membangun koalisi, maupun di jajaran Wakil Ketua kan sama saja proporsinya," tandas Tomi.