SUKABUMIUPDATE.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi bekerja sama dengan Perhimpunan Tenaga Bantuan Medis Kedokteran Indonesia (PTBMMKI), menggelar acara Widya Mengabdi yang berlangsung selama dua hari, di kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, dari 9-10 April 2022.
PTBMMKI merupakan wadah organisasi mahasiswa nasional yang bergerak di bidang kegawatdaruratan, kesehatan dan kemanusiaan.
PTBMMKI juga merupakan himpunan dari Tim Bantuan Medis unit organisasi kegawatdaruratan medis mahasiswa dari intra fakultas di Indonesia yakni dari berbagai perguruan tinggi seperti Trisakti, Unjani, UNPAD, UNJ Maranatha dan lainnya.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami mengatakan, kegiatan Widya Mengabdi hari pertama diisi dengan edukasi bencana dan pada hari kedua tentang pelayanan kesehatan dengan fokus yang berbeda-beda.
"Visinya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan misinya sebagai wadah koordinasi medis mahasiswa kedokteran Indonesia," kata Zulkarnain kepada sukabumiupdate.com, Minggu (10/4/2022).
Lanjutnya, Widya Mengabdi adalah bentuk pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan fisik kepada masyarakat umum, pengobatan gratis, serta edukasi bencana berupa sosialisasi tanggap bencana bagi masyarakat.
"Tujuannya agar warga siap menghadapi bencana yang bisa terjadi kapanpun. Selain itu, kami mendukung tujuan 3 Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu memberikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia, sasarannya adalah warga berusia 10-63 tahun, korban bencana, masyarakat kelas ekonomi bawah serta penyandang disabilitas," ujarnya.
Sementara itu, Pihak BPBD memilih lokasi Widya Mengabdi di Kelurahan Karangtengah bukan tanpa alasan. Menurut Zulkarnain, selain menjadi kawasan rawan bencana, kelurahan ini juga memiliki topografinya yang tinggi.
"Untuk akselerasi program Kelurahan Tangguh Bencana (Keltana) yang sudah digulirkan sejak awal, Kelurahan Karang Tengah adalah satu dari 15 kelurahan di Kota Sukabumi yang ditetapkan sebagai kelurahan Tangguh Bencana oleh Wali Kota Sukabumi. Sehingga, perlu terus berkelanjutan ditingkatkan kemandirian dan ketangguhan terhadap bencana," tutur Zulkarnain.
Ia menjelaskan, Keltana merupakan sebuah program di tingkat kelurahan untuk bagaimana caranya kelurahan ini mampu secara mandiri beradaptasi terhadap bencana dan mampu 'memulihkan diri' dari kejadian apabila terjadi bencana dan dampak risiko bisa diminimalisir dengan keterlibatan semua pihak di tahapan legislasi, perencanaan, penguatan kapasitas apmas, penyelenggaraan hingga pendanaan kebencanaan.
"Catatan yang diperoleh selama kurun 2013-2021 di Kelurahan Karang Tengah, kejadian yang dilaporkan cenderung naik dengan agregat 116 kejadian, didominasi dari tanah longsor dan cuaca ekstrem. Pada tahun 2021 misalnya, tercatat ada 22 kasus, 2020 11 kasus, 2019 17 kasus, 2018 7 kasus, 2017 10 kasus, 2016 19 kasus, 2015 13 kasus, 2014 8 kasus dan terakhir 2013 ada 9 kasus," ujarnya.