SUKABUMIUPDATE.com - Nelayan Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite.
Kondisi tersebut terjadi sejak pemerintah menetapkan harga Pertamax naik, Jumat, 1 April 2022 yang membuat masyarakat beralih ke Pertalite karena dianggap lebih ramah di kantong.
Baca Juga :
"Dirasakan mulai langka pada hari kemarin," kata Ketua Rukun Nelayan Ujunggenteng, Asep Jeka kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (2/4/2022).
Pertalite begitu penting karena sebagian besar perahu yang dipakai nelayan Ujunggenteng menggunakan mesin tempel dengan bahan bakar pertalite. Selain itu pertalite juga dibutuhkan untuk genset yang dibawa nelayan saat melaut.
"Jumlah perahu fiber atau yang menggunakan mesin tempel sebanyak 1700 unit sedangkan perahu diesel yang menggunakan BBM jenis solar sebanyak 70 unit. Keperluan nelayan dalam kurun satu minggu beroperasi mencapai 150 liter bahan bakar untuk mesin tempel dan jenset," ujar Jeka.
Selama ini nelayan membeli pertalite ke SPBU di Surade, namun saat ini nelayan membeli ke pedagang eceran dan Pom mini dengan harga Rp. 11.500. Namun itu semua tidak mencukupi kebutuhan nelayan.
"Untuk kebutuhan solar bagi perahu besar atau diesel ada rekomendasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan, tergantung jumlah perahu dan yang akan melaut. Biasanya kuota 3000 - 4000 liter per bulan namun itupun kalau di SPBUnya ada," pungkasnya.