SUKABUMIUPDATE.com - Hari ini, 1 April 2022 Kota Sukabumi genap berusia 108 tahun. Hari jadi yang diperingati setiap tahun ini tentu mengacu pada data dan riset sejarah, namun ada data lain yang coba diungkap pemerhati Kesejarahan Sukabumi, Irman 'Sufi' Firmansyah.
Berikut tulisan lengkap dan panjang Irman Sufi, Ketua Yayasan Kipahare yang dikirim ke sukabumiupdate.com Jumat (1/4/2022), atas permintaan redaksi sebagai ragam literasi tentang sejarah Kota Sukabumi.
Hari jadi Kota Sukabumi mengacu kepada pembentukan Gemeente Soekaboemi 1 April 1914. Yang harus dipahami Gemeente merupakan pembagian administratif dalam kultur Belanda atau sebagian Eropa yang disebut munisipalitas, biasanya merujuk pada administratif terkecil yang kepalanya dipilih, dan biasanya juga mengacu ke komunitas tertentu/Komune.
Dalam beberapa istilah Gemeente mengcu juga kepada komunitas/Jemaah Kristen. Maka tidak heran jika Gemeente Soekaboemi awal disebut sebagai European enclave, atau kantongnya orang Eropa karena tujuannya memang mengadministrasi orang eropa di Sukabumi .
Bahkan 1 April yang disebut juga April Mop adalah hari kemenangan Bangsa Belanda atas perang panjang melawan Spanyol, tanggal ini pula yang digunakan dalam pembentukan gemeente kota lain seperti Malang dan Blitar.
Sementara kultur kita adalah kota yang dulu disebut kotta maka tak heran jika sebelum Gemeente ada istilah kotta yg diadopsi dari kultur lokal sehingga ada jabatan controleur kotta. Dalam dokumen pengadilan tertanggal 1 November 1865 sudah tercatat istilah Kotta Soekaboemi sebagai kediaman penduduk.
15 Juli 1897, tujuh tahun sebelum gemeente Soekaboemi terbentuk sudah tercatat istilah Wedana Kotta Soekaboemi. Dalam Besluit No 19 tanggal 4 November 1898 juga dijelaskan mengenai Onderafdeling Kotta Soekaboemi dengan wilayah setingkat kecamatan yang berada dibawah distrik Gunungparang.
Jadi istilah Kota sudah ada sebelum munculnya Gemeente dan dalam beberapa dokumen tetap digunakan secara mandiri meski muncul istilah kewilayahan Gemeente. Proto Kotta Sukabumi ini terbentuk dari pusat administrasi Landgoed/Partikelir Soeka Boemie yang dimiliki oleh Andries De Wilde sejak 13 Januari 1815.
Lokasi awalnya di kampung Tji Colle sekitaran rumahnya yang sekarang adalah lokasi SD Kehidupan Baru. Dari situlah kemudian berkembang menjadi ibukota distrik Gunungparang dan kemudian menjadi ibukota Afdeling Soekaboemi sebagai pemisahan administrasi lokal yang dibawah Regentschap Cianjur yang dikepalai oleh Asisten Residen sebagai perwakilan Belanda dan Patih sebagai pemimpin lokal.
Perkembangan menjadi Gemeente tak luput dari merebaknya isu desentralisasi di beberapa wilayah Hindia Belanda yang dihuni oleh orang-orang Belanda. Saat itu di Kotta Soekaboemi sudah cukup banyak orang Belanda tinggal dan bekerja.
Mereka memimpikan kota Sukabumi indah, bersih, rapi dan tertata layaknya kota di Eropa. Kita bisa lihat dalam foto-foto tahun 1900 atau sebelumnya Kota Sukabumi masih terlihat kumuh.
Mereka menyalahkan masyarakat lokal yang dianggap kurang rapi dan bersih, maka mereka menginginkan untuk mempunyai kemandirian wilayah, tidak berada dibawah patih atau bupati local. Gemeente menjadi alternatif di beberapa daerah sehingga usulan masyarakat Eropa untuk menjadikan Kota Sukabumi sebagai Gemeente akhirnya terwujud dengan munculnya Besluit 310 dan 311 yang ditetapkan pada 1 April 1914.
Pada masa itu pemerintah Gemeente Soekaboemi yang baru terbentuk belum mempunyai pemimpin, baru stafnya saja yang dibentuk. Seiring dengan berubahnya status Afdeling Sukabumi menjadi Kabupaten Sukabumi sejak 1 Juni 1921, maka wilayah Geografis Afdeling Sukabumi pun beralih menjadi bagian wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kota Sukabumi menjadi Ibukota Kabupaten merangkap Gemeente yang belum beroperasi penuh.
Pada masa pemerintahan Bupati R.A.A. Soeria Nata Brata pada tahun 1923 terjadi pemekaran wilayah dimana Priangan dipecah menjadi 3 (tiga) Karesidenan, yaitu West Preanger (Priangan Barat), Midden Preanger (Priangan Tengah) dan Oost Preanger (Priangan Timur). West Preanger terdiri dari Sukabumi dan Cianjur dengan Ibukotanya di Gemeente Sukabumi.
Dipilihnya Gemeente Sukabumi sebagai Ibukota Priangan Barat, sehubungan dengan perkembangan dan kemajuan perkebunan di Sukabumi sangat pesat. Pada tanggal 31 Mei 1926 barulah ditetapkan seorang Burgemeester Soekaboemi Pertama bernama G.F Rambonnet.
Gemeente Soekaboemi. Istilah Gemeente ini kemudian diubah pada masa Jepang menjadi Sukabumi Shi, hakikatnya sama saja sebagai administrasi kota. Kemudian di awal kemerdekaan diubah kembali menjadi Kota Kecil dan kemudian di masa orde lama berubah kembali menjadi Kotapraja dan kemudian di akhir masa orde lama hingga masa orde baru menjadi Kotamadya.
Sekira tahun 1999 hingga sekarang kemudian berubah menjadi Kota Sukabumi. Jika melihat siklus Kota Sukabumi seolah flashback dari istilah awal Kota Sukabumi sebagai entitas wilayah yang dikenal dalam budaya kita, kemudian menjadi Gemeente yang dikenal dalam budaya di sebagian Eropa, kemudian mengalami fase perubahan sesuai rezim mulai dari jaman Jepang, masa merdeka hingga sekarang kembali dengan istilah Kota Sukabumi.
Menarik jika dikaji apakah masih layak 1 April ini disandang sebagai hari jadi Kota Sukabumi, atau ada alternatif lain yang lebih berasa kearifan lokal melalui entitas kotta Sukabumi yang sudah dikenal dalam masyarakat kita jauh sebelum gemeente Sukabumi terbentuk.