SUKABUMIUPDATE.com - Terbuat dari kayu dan bambu dengan panjang 15 meter, jembatan Leuwi Taneuh menjadi lokasi yang dianggap berbahaya oleh warga sekitar. Jembatan ini membentang di atas sungai Ciletuh dan menjadi penghubung Desa/Kecamatan Waluran dengan Desa Mekarjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
Jembatan Leuwi Taneuh dianggap berbahaya, setidaknya, setelah ada seorang warga yang jatuh ke sungai pada 5 Februari 2022, akibat jembatan yang patah. Padahal, jembatan ini menjadi akses strategis bagi warga karena menghubungkan Kampung Cibeber, Desa Waluran, dengan Kampung Cijulang dan Kampung Cikole, Desa Mekarjaya.
Kepala dusun setempat, Ratman, menyebut jembatan Leuwi Taneuh sudah berusia kurang lebih 15 tahun dan telah beberapa kali diperbaiki warga lantaran kondisinya yang rusak serta membahayakan. Puncaknya, pada 5 Februari 2022, warga Kampung Warungdoyong, Desa Waluran, Mansur, terjatuh ke sungai Ciletuh dari jembatan tersebut.
"Warga (Mansur) melaju dari arah Kampung Cikole, Desa Mekarjaya, menggunakan sepeda motor manual, menuju rumahnya di Kampung Warungdoyong, Desa Waluran. Ketika itu, dia membawa dua kantong besar mentimun, yang dibelinya dari petani di Kampung Cikole," kata Ratman kepada sukabumiupdate.com, Sabtu, (12/3/2022).
Ratman mengungkapkan saat Mansur melintasi jembatan Leuwi Taneuh, hujan turun cukup deras. "Ketika dia di tengah jembatan, bambunya patah, mengakibatkan dia dan sepeda motornya, termasuk dua kantong mentimun, jatuh ke sungai setinggi 3 hingga 4 meter," ucap dia. "Dia (Mansur) hanyut dan terbawa air sungai Ciletuh," imbuhnya.
Beruntung, Mansur berhasil menyelamatkan diri dengan memegang kantong mentimun yang dibawanya, dan berhasil hingga ke tepi sungai. Sementara sepeda motornya hanyut bersama satu kantong mentimun yang lain. "Baru keesokan harinya, dicari oleh warga dan sepeda motornya ditemukan 30 meter dari jembatan," kata Ratman.
Menurut Ratman, material jembatan Leuwi Taneuh setiap tahun diganti. Bahkan, kata dia, Pemerintah Desa Waluran pada 2021 sudah menganggarkan perbaikan jembatan, namun anggaran tersebut terkena refocusing Covid-19. "Kami berharap ada perhatian dari pemerintah dan instansi lainnya," ucapnya.
Kekinian, jembatan yang patah pada Februari 2022 itu sudah diperbaiki secara swadaya oleh warga selama lima hari.