SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Dewan Pakar Partai NasDem Kabupaten Sukabumi H. Ayep Zaki, S.E., M.M. melalui perusahaan binaannya, PT Doa Bangsa Agrobisnis (DBA) terus berkomitmen membangun ekosistem pertanian di Sukabumi, Jawa Barat.
Sebagai kelanjutan penandatanganan perjanjian kerjasama kemitraan penanaman jagung hibrida pada Rabu, 23 Februari 2022, PT DBA yang diwakili Zaenal Mutaqin dan Taufik Basri, telah melakukan penyerahan sarana produksi pertanian (saprotan) kepada 10 petani mitra di Desa Mekarjaya, Desa Cidolog, Desa Tegallega dan Desa Cipamingkis, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, Sabtu, 26 Februari 2022.
Saprotan tersebut meliputi benih jagung hibrida, pupuk futura, pupuk urea, pupuk NPK phonska, nutrisi saputra tanaman, nutrisi kristal, pestisida, dan pupuk petroganik untuk luas 1 Ha.
Dalam kesempatan tersebut Zaenal Mutaqin mengatakan, sebagai perwakilan dari PT DBA, sangat berharap agar para petani di desa tersebut bisa meningkatkan taraf hidupnya lebih baik.
"Kemitraan ini adalah konsep kerjasama yang saling menguntungkan, terutama bagi petani. Mengingat selama ini, kehidupan petani yang merupakan tulang punggung pangan nasional, seperti tidak ada yang memperhatikan. PT DBA ingin para petani bisa menaruh harapan masa depan yang baik dengan kerjasama kemitraan ini," terang Zaenal.
Di tempat terpisah, Ayep Zaki yang juga anggota Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menyampaikan, produktivitas hasil pertanian mutlak harus tercapai bagi komoditas pangan, khususnya jagung. Dengan demikian, tambahnya, kesejahteraan petani bisa ditingkatkan dan mewujudkan kedaulatan pangan bagi Bangsa Indonesia.
“Saya akan terus berkomitmen dalam membangun ekosistem pertanian termasuk memberikan support saprotan yang berkualitas, pembimbingan teknis budidaya dan menjamin penyerapan hasil panen yang selama ini menjadi masalah bagi petani. Harapannya tentu target hasil panen meningkat sehingga kesejahteraan petani pun dapat meningkat,” papar Ayep Zaki.
Ayep Zaki juga menegaskan, dukungan saprotan ini tidak hanya berlaku bagi 10 petani di empat desa tersebut, tetapi akan terus dikembangkan ke petani-petani lain di desa berikutnya.
"Semakin banyak yang bisa dirangkul dan didukung dengan saprotan, tentunya akan semakin banyak juga petani keluarga yang merasakan peningkatan kesejahteraan hidupnya," pungkas Ayep Zaki.