SUKABUMIUPDATE.com - Bermula dari ketidaksengajaan mengumpulkan limbah kayu di sekitar rumah, Muhidin (44 tahun) berhasil mendirikan usaha kerajinan. Ia merupakan warga RT 03/05 Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, yang memulai usaha berbahan dasar kayu ini sejak 2018.
Tidak diawali penyusunan business plan seperti orang kebanyakan, ide usaha tersebut muncul begitu saja ketika Muhidin melihat banyak limbah kayu berserakan di sekitar rumahnya. Ia kemudian mengumpulkan limbah-limbah itu dan mulai dibuatnya menjadi kerajinan tangan seperti gantungan kunci dan pernak-pernik lainnya.
Ketidaksengajaan secara perlahan menjadi usaha yang menjanjikan. Bahkan setiap bulannya, Muhidin bisa mengantongi pendapatan bersih hingga Rp 5 juta. Selama kurang lebih tiga tahun dia menekuni usaha kerajinan yang belakangan didominasi pembuatan furniture minimalis seperti meja duduk, kursi, lemari, dan sebagainya.
"Penghasilan saya banyaknya dari furniture. Banyak juga yang pesan furniture kustom seperti tempat tidur dua tingkat, meja kafe, dan lain-lain," kata dia kepada sukabumiupdate.com, Kamis, 27 Januari 2022. Harga produk Muhidin bervariasi tergantung ukuran dan dimensi. "Misal meja harganya Rp 1 juta."
Baca Juga :
Muhidin biasa menggunakan bahan baku kayu jati belanda untuk membuat beragam kerajinan dan furniture tersebut. Sebab menurutnya, kayu ini paling diminati konsumen karena memiliki daya tahan yang kuat dan mudah diaplikasikan. "Teksturnya juga kering dan kuat," ucap dia menjelaskan.
Kekinian, Muhidin mengatakan usahanya sedang mengalami kendala. Ini disebabkan harga bahan baku kayu belanda yang melonjak. Ia pun terpaksa menghentikan pembuatan produknya dan banting setir menjadi sopir mobil sewaan, sambil kembali menabung untuk membeli bahan baku dengan jumlah banyak.
"Dulu harga bahan baku Rp 150 ribu satu mobil bak, isinya sekira 10 palet kayu belanda. Tapi sekarang satu palet kayu bisa sampai Rp 60 ribu. Sedangkan kalau kita beli, minimal harus satu mobil bak," katanya.
REPORTER: CRP 3