SUKABUMIUPDATE.com - Melalui program Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga), Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau DP2KBP3A Kota Sukabumi akan bekerja sama dengan psikolog untuk mencegah terjadinya lagi kasus kekerasan terhadap anak di Kota Sukabumi.
"Kita sudah berencana akan bekerjasama dengan tenaga profesional yaitu dengan psikolog, kita akan mengupayakan dan mensosialisasikan bahwa pencegahan itu lebih baik daripada pengobatan," ujar Sekretaris DP2KBP3A Kota Sukabumi, Rina Hestiana kepada sukabumiupdate.com, Senin (17/1/2022).
Rina mengatakan, melalui program Puspaga ini pihaknya bersama psikolog diharapkan bisa bersama-sama melakukan edukasi kepada masyarakat Kota Sukabumi untuk memiliki ketahanan keluarga yang maksimal.
"Salah satunya adalah dari aspek pemenuhan kasih sayangnya, pendidikannya, kemudian bagaimana pemenuhan aspek ketahanan keluarga itu dipenuhi sehingga diharapkan membangun keluarga yang harmonis," tambahnya.
Lebih lanjut Rina menjelaskan, program Puspaga merupakan layanan keluarga berbasis hak anak untuk memberikan solusi atau jalan keluar bagi orang tua, anak, dan keluarga dalam menghadapi permasalahan. Sehingga dengan hal ini bisa dapat mencegah terjadinya tindak kekerasan terhadap anak.
"Dengan Puspaga kita bisa mencegah dan bagaimana membangun ketahanan keluarga yang optimal, adapun kasus-kasus yang sudah terjadi kita berupaya supaya tidak berulang tidak berkelanjutan," jelasnya.
Sementara itu terkait Program Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Sukabumi di tahun 2022 ini, Rina menyebut tidak jauh beda dengan program tahun sebelumnya.
"Tidak beda jauh dari kegiatan-kegiatan dengan tahun sebelumnya. Yang jelas di bidang KS ada mulai pendampingan stunting, pendampingan keluarga untuk stunting, dan program rutin untuk Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga lansia dan hasil pendataan keluarga. Kalau di bidang KB masih menyangkut pencapaian target akseptor KB, lebih cenderung kesitu," pungkas Rina.