SUKABUMIUPDATE.com - Kabupaten Sukabumi memiliki potensi panas bumi yang tersebar di Kecamatan Cisolok, Cikakak, Simpenan, Cidadap dan Nyalindung. Potensi tersebut dapat menjadi sumber energi listrik dan menjadi pengganti bahan bakar fosil.
Hingga saat ini, Kementerian ESDM melalui Badan Geologi dan Balitbang LEMIGAS masih melakukan kegiatan eksplorasi berupa Pengeboran Slim Hole (CKK-01) di wilayah panas bumi. Kegiatan eksplorasi yang diresmikan Kementerian ESDM pada 3 September 2021 di Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak itu bertujuan mengetahui jenis batuan (litologi), mineral dan temperatur.
Baca Juga :
“Informasi terakhir pada tanggal 9 Desember dari bagian teknis menjelaskan bahwa kedalaman pengeboran saat ini baru mencapai kedalaman 690 meter dengan temperatur 57 derajat celcius dan ukuran lubang bor 3 ½,” ujar Kepala Bidang Energi Sumber Daya Mineral dan Fasilitasi Dinas Perindustrian Energi Sumber Daya Manusia (DPESDM) Kabupaten Sukabumi, Yana Chefiana.
Yana menuturkan, dampak yang terjadi dari adanya kegiatan eksplorasi panas bumi Slim Hole di Desa Sirnarasa Kecamatan Cikakak antara lain adanya bukaan lahan sejauh kurang 800 meter untuk aksesibilitas (mobilisasi dan demobilisasi) peralatan pengeboran serta kesempatan kerja bagi warga sekitar sebagai tenaga kerja harian lepas.
"Target pengeboran sedalam 2.000 meter, namun meski belum mencapai kedalaman yang ditentukan panas bumi sudah mencapai 250 derajat celcius, maka kegiatan pengeboran akan dihentikan. Pada tahun 2022 nanti pengeboran akan dilanjutkan untuk pengeboran Slim Hole (CKK-02) direncanakan sampai dengan Juni 2022," tuturnya.
Sebelum dilakukan pengeboran, telah dilakukan sosialisasi yang diinisiasi pihak LEMIGAS Kementerian ESDM yang dihadiri oleh bagian sumber daya alam, Dinas Lingkungan Hidup, DPESDM, Forkopimcam Cikakak, masyarakat Desa Sirnarasa, Kasepuhan Ciptagelar serta tokoh masyarakat desa sekitarnya.
Dalam sosialisasi tersebut muncul beberapa kesepakatan yaitu kegiatan pembangunan infrastruktur penunjang harap menggunakan sumberdaya yang ada di wilayah,
Kemudian kebutuhan tenaga kerja dimohon untuk melibatkan masyarakat. Kebutuhan saat kegiatan eksplorasi dimulai dari penginapan, kebutuhan konsumsi diharapkan bisa memberdayakan masyarakat sekitar,” jelasnya.
“Kita berdoa hasil eksplorasi panas bumi sesuai kebutuhan sehingga layak untuk dijadikan energi pembangkit listrik” jelasnya.
Terakhir, pembangkit listrik tenaga panas bumi merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan, oleh karenanya diharapkan dukungan dari semua pihak termasuk dari Kasepuhan Ciptagelar.