SUKABUMIUPDATE.com - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi menyebut tingkat pengangguran di Kota Sukabumi turun di angka 1,39 persen. Hal tersebut berdasarkan data dari BPS Kota Sukabumi.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Sukabumi di tahun 2020 sebesar 12,17 persen. TPT di tahun 2020 secara umum disebabkan pembatasan aktivitas usaha maupun kegiatan masyarakat sehingga berdampak pada pekerja dirumahkan, usaha sementara tutup, bahkan pekerja di PHK serta lulusan SMA dan SMK belum sepenuhnya dapat diserap dalam dunia kerja sehingga berdampak pada pengangguran.
Baca Juga :
Namun di tahun 2021, TPT Kota Sukabumi mengalami perbaikan menjadi sebesar 10,78 persen atau turun sebesar 1,39 persen dibanding 2020. Angka TPT Kota Sukabumi 2021 tersebut diperoleh dari hasil Survei Sakernas Agustus 2020 Agustus 2021 dan dipublikasikan oleh BPS.
Kepala Bidang PSDA Bappeda Kota Sukabumi, Yanto Arisdiyanto, mengatakan tingkat pengangguran di Kota Sukabumi turun karena pandemi di tahun 2021 mulai terkendali.
"Seperti cakupan vaksinasi di Kota Sukabumi terus meningkat, adanya pelonggaran pembatasan mobilitas atau aktivitas, pelatihan keterampilan kerja yang dilaksanakan Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas terkait seperti pelatihan Sukabumi KECE, pelatihan vokasi, pelatihan kewirausahaan termasuk fasilitasi PIRT dan sertifikasi halal bagi UMKM, pelatihan kemasan, pelatihan Inkubator Bisnis, serta pelatihan e-commerce yang diselenggarakan atas kerjasama Pemerintah Daerah Kota Sukabumi dengan Perguruan Tinggi melalui Program Tri Dharma Perguruan Tinggi," ujar Yanto kepada sukabumiupdate.com, Rabu (8/12/2021).
Sementara itu, Kepala Subbidang Perekonomian Bidang PSDA Bappeda Kota Sukabumi, Banyu Citra Anggara mengatakan pembangunan proyek infrastruktur di Kota Sukabumi yang banyak dilaksanakan akhir-akhir ini juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja khususnya di sektor konstruksi dan jasa perusahaan.
"Mulai diizinkannya supermarket dan mall beroperasi dengan penerapan protokol kesehatan, aktivitas penyediaan makan minum non restoran meningkat (warung makan, pedagang keliling, catering) khususnya pekerja keluarga, serta tidak kalah penting mulai banyak dimanfaatkannya digital marketing dan melalui marketplace sehingga perdagangan online makin meningkat," jelasnya.