SUKABUMIUPDATE.com - Cerita lain datang dari bocah 13 tahun asal Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. Anak laki-laki yang diduga mendapat penganiayaan tersebut ternyata belum pernah mengenal ibu dan ayahnya. Itu diungkapkan Kepala Desa Buniasih, Badrudin.
Kata Badrudin, ibu korban berinisial I (43 tahun), pada 2006 silam pergi bekerja ke Malaysia. Setalah dua tahun mengadu nasib di Negeri Jiran, I pulang ke Sukabumi dan menikah dengan pria berinisial N asal Batam. Namun saat dia mengandung anaknya yang kini jadi korban, suaminya pergi.
"Usai melahirkan 40 hari, I menyusul (suaminya) ke Batam," kata Badrudin kepada sukabumiupdate.com, Jumat, 3 Desember 2021.
Dari Batam, Badrudin menyebut, I kembali pergi ke Malaysia. Selepas dua tahun di sana, I menghubungi keluarga di Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, memberi kabar suaminya meninggal di Batam. Sejak itu, tidak ada lagi komunikasi antara I dengan sang anak yang dititipkan di orang tuanya alias nenek korban.
"Tidak ada informasi, apakah masih ada di Malaysia atau sudah tidak ada," ujar Badrudin. Sejak saat itu pula, bocah malang ini pun diasuh sang nenek yang meninggal dunia delapan bulan lalu dan kini tinggal dengan kakek tirinya.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bocah laki-laki dan kakeknya itu dibantu keluarga yang lain dan tetangga terdekat. "Juga mendapat bantuan langsung tunai dana desa atau BLT DD," kata Badrudin.
Sebelumnya diberitakan, Puskesmas Tegalbuleud sudah melakukan penanganan awal kondisi kesehatan bocah ini. Diketahui, korban mengalami kondisi sakit dan demam tinggi karena tujuh kuku jari kakinya dicabut. Selain itu, di bagian muka atas bibir korban ada bekas sundutan api rokok. Hingga berita ini ditayangkan, pelaku penganiayaan ini belum diketahui.