SUKABUMIUPDATE.com - Pelaksana Tugas Kepala BAPPEDA Kota Sukabumi Reni Rosyida Muthmainnah, Msi, M.Kes, membeberkan strategi penurunan stunting yang saat ini dilakukan pemerintah daerah. Salah satunya dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting.
Meski angka stunting di Kota Sukabumi pada 2020 turun menjadi 7,3 persen (tahun 2019 di angka 15,6 persen), Pemerintah Kota Sukabumi tetap mewaspadainya. "Kita terus melakukan percepatan penurunan stunting," kata Reni usai pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting, Kamis, 28 Oktober 2021.
Stunting merupakan prioritas nasional yang harus ditangani hingga 2025. Kota Sukabumi pun menjadi satu dari 154 kota/kabupaten di Indonesia yang melakukan percepatan penurunan stunting. Ini pula yang menjadi alasan dibentuknya Tim Percepatan Penurunan Stunting.
Tim ini nantinya bertugas mencegah agar balita di Kota Sukabumi terjaga asupan gizinya pada seribu hari pertama lahir. Termasuk berkoordinasi soal perencanaan, penganggaran, dan rencana aksi. BAPPEDA Kota Sukabumi diperankan sebagai koordintor tim.
Baca Juga :
"Semoga pada 2022 kita bisa mencapai progres luar biasa untuk percepatan penurunan stunting. Foksunya lebih ke no new stunting alias tidak ada lagi balita yang kena stunting baru di Kota Sukabumi," ujar Reni.
Warudoyong disebut menjadi kecamatan di Kota Sukabumi yang rawan stunting. Sebab, angka kemiskinan di wilayah ini cukup tinggi dengan jumlah balita yang banyak.
"Intinya, lewat tim ini pada 2022 kita targetkan tidak ada kasus stunting baru. Semua SKPD ikut berperan menyukseskan target ini, termasuk dukungan masyarakat," kata Reni.