SUKABUMIUPDATE.com - AM (19 tahun) pelajar salah satu SMK Swasta di Kota Sukabumi tewas dibacok yang diduga dilakukan kelompok pelajar dari sekolah lain. Kapolres Sukabumi Kota, AKBP SY Zainal Abidin menegaskan kasus ini masih dilidik oleh jajarannya.
AKBP SY Zainal Abidin belum memberikan banyak informasi terkait kasus ini. kepada awak media, Rabu (27/10/2021) Kapolres Sukabumi Kota meminta waktu untuk proses penyelidikan yang saat ini dilakukan oleh jajarannya.
Ia belum bersedia menjelaskan soal berapa saksi dan apakah sudah ada dugaan tersangka yang diamankan. Termasuk hasil otopsi yang dilakukan pada jenazah AM, hari Rabu kemarin di RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi.
"Masih Proses lidik," singkatnya.
Kepolisian sendiri melakukan penyidikan kasus ini pasca menerima laporan dari RS Kartika Kasih soal pelajar (pasien) yang meninggal dunia dikarenakan luka bacok di bagian kepala. Pada hari hari Senin, 25 Oktober 2021 pihak rumah sakit menerima dan sempat merawat korban yang datang dalam kondisi kritis diantar oleh dua rekannya.
Catatan medis saat itu menyebut ada luka terbuka senjata tajam (bacokan) di bagian kepala belakang sebelah kiri dengan kedalam luka 0,5 Cm dan lebar 5 Cm.
Seperti diberitakan sebelumnya, misteri tewasnya AM (19 tahun) mulai tersingkap. Peristiwa kekerasan di kalangan pelajar itu terjadi di Jalan Pabuaran, tepatnya di pertigaan Jalan Stadion, Kecamatan Warudoyong.
Sejumlah warga sempat melihat langsung peristiwa berdarah tersebut. Menurut warga yang enggan disebutkan identitasnya menerangkan bahwa pada Senin lalu (25/10/2021), terjadi keributan antar pelajar.
Bermula angkutan kota berpenumpang sejumlah pelajar dihadang oleh dua orang pelajar dari sekolah berbeda menggunakan sepeda motor. "Kejadiannya sangat cepat, angkot itu tiba-tiba dihadang oleh motor yang ditunggangi dua pelajar. Para pelajar yang berada di dalam angkot langsung berhamburan keluar, salah satunya ada yang membawa celurit," terang sumber tadi.
Baca Juga :
Saat itulah terjadi keributan di antara para pelajar tersebut. Karena kalah jumlah, dua pelajar yang menghadang berusaha untuk kabur, namun terhalang beberapa pelajar yang menjadi lawannya.
"Pada saat terjadi keributan tidak ada yang terjatuh, hanya terdengar teriakan paehan ku aing (Saya bunuh)," sambungnya.