SUKABUMIUPDATE.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Kabupaten Sukabumi Muhamad Sodikin meminta pemerintah daerah melalui dinas terakait segera berkoordinasi secara proaktif soal adanya belasan warga Kabupaten Sukabumi yang menjadi korban terbakarnya kapal KM HENTRI GT 195 di laut Maluku Tenggara.
"Pemerintah daerah khususnya dinas terkait agar segera berkoordinasi secara proaktif memberikan bantuan dalam penanganan warga Sukabumi yang mendapat musibah kebakaran kapal," kata dia, Jumat, 24 September 2021. "Bantuan material maupun keperluan lain yang dibutuhkan korban selamat dan keluarga korban meninggal," imbuh Sodikin.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Leni Liawati menambahkan, Pemerintah Kabupaten Sukabumi harus memastikan kondisi ABK asal Sukabumi dalam keadaan selamat, meninggal, atau hilang. "Harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah tempat kejadian," ucapnya. "Saya turut prihatin dengan musibah ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran."
Sebelumnya, operasi SAR pencarian korban KM HENTRI GT 195 resmi ditutup pada Selasa, 21 September 2021. Sebanyak 25 anak buah Kapal dinyatakan hilang (13 warga Kabupaten Sukabumi). Total ada 32 ABK di atas kapal yang terbakar pada 3 September 2021 di perairan Kepulauan Tanimbar dan Pulau Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara tersebut.
Kepala Kantor SAR Ambon, Mustari, dalam laporan resminya mengatakan, dari 32 ABK, lima orang berhasil selamat, dua meninggal dunia, dan 25 lainnya masih dinyatakan hilang. "Namun, bila ada informasi dari masyarakat, operasi SAR bisa dibuka kembali," kata dia lewat keterangan video yang diunggah akun Facebook resmi Basarnas Maluku, Selasa.
Diketahui, belasan warga Sukabumi menjadi ABK di Kapal KM HENTRI GT 195 yang terbakar di perairan Tanimbar--sebelumnya disebut di Maluku Utara, pada 3 September 2021, sekira pukul 05.00 WIT. Kapal itu berlayar dari Pelabuhan Muara Angke Jakarta pada 18 Agustus 2021 (Basarnas menyebut 15 Agustus), dengan tujuan perairan Merauke untuk mencari ikan dan cumi.
Pada 7 September pagi, lima ABK berhasil selamat dan dievakuasi ke rumah warga di Desa Tanimbar Kei, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara. Namun Kemudian, kelimanya dibawa ke Kota Tual, Maluku. Mereka selamat berkat pertolongan perahu nelayan setempat yang melintas.
Dari lima yang selamat, tiga di antaranya berasal dari Kabupaten Sukabumi: Ardian Rahman, Angga Framudya, dan Asep Suryana. Sementara dua lainnya adalah Hengky (Jakarta) dan La Asri (Ambon). Ardian mengatakan dua ABK yang meninggal dunia adalah warga Sukabumi: Indra dan Damar. Mereka diduga terjebak di ruang mesin yang terbakar.
Ardian Rahman (30 tahun) dan Angga Framudya (25 tahun) merupakan kakak beradik asal Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Sementara Asep Suryana dari Pajampangan. Ardian merupakan wakil kapten kapal KM HENTRI GT 195. Ia berangkat bersama dua adiknya, Angga Framudya dan Adam Fauzan (19 tahun). Hingga kini belum ada kabar soal Adam.
Berikut nama-nama 13 warga Kabupaten Sukabumi dari 25 awak KM HENTRI GT 195 yang dinyatakan hilang:
1. Adam Fauzan (KKM)
2. Maman Black (ABK)
3. Suhendari (ABK)
4. Adam (ABK)
5. Suparman (ABK)
6. Yusuf (ABK)
7. Andri (ABK)
8. Salim (ABK)
9. Didin (ABK)
10. Heru (ABK)
11. Tomi (ABK)
12. Arifin (ABK)
13. Ade Setiawan (ABK)