SUKABUMIUPDATE.com - Bangunan MTS Gandasoli--sebelumnya ditulis MTS Yaspida, di Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, yang ambruk pada Kamis, 19 Agustus 2021, hingga Senin, 23 Agustus siang, masih belum mendapat penanganan. Material reruntuhan pun dibiarkan berserakan.
Kepala MTS Gandasoli Duduh Darussalam mengatakan bangunan madrasah tersebut didirikan pada 2009, dan diakuinya hingga saat ini belum mendapat perbaikan. "Kurang lebih sudah 12 tahun, belum perbaikan sampai sekarang," kata dia, Senin. "Jadi ambruknya karena faktor sudah lama gak perbaikan," tambahnya. Duduh menyebut kayu-kayu penyangga atap bangunan pun sudah lapuk dimakan usia.
Bangunan ruang kelas VII tersebut, sambung Duduh, ambruk pada Kamis, 19 Agustus sekira pukul 20.00 WIB. Saat itu, cuaca sedang hujan, sejak petang. Ambruknya bangunan ini pun menurutnya sudah diprediksi karena sebelumnya sudah ada tanda-tanda suara gemuruh pelan seperti retakan.
"Nah sekira pukul 21.00 Kamis malam Jumat itu, tiba-tiba bangunan sekolah ruangan kelas VII ambruk," ujarnya. "Ruangan ini sudah lama tidak digunakan, sejak pandemi dan KBM online. Tapi sesekali dipakai, cuma sebentar hanya untuk pertemuan singkat."
Sebelum ambruk, Duduh mengatakan pihaknya sudah berupaya memperbaiki dan merawat ruangan itu. Tetapi, hanya bersifat sementara sebagai antisipasi kerusakan yang semakin parah dan bisa meluas ke ruang kelas lainnya. "Sejak dibangun sampai saat ini memang belum mendapat perbaikan secara khusus, tapi perawatan biasa dari sekolah sudah beberapa kali," terangnya.
"Saat ini kami masih melakukan musyawarah dengan komite sekolah, dewan guru, termasuk pemerintah setempat. Harapannya, secepatnya kami bisa membangun kembali. Semoga ada donatur atau bantuan dari intansi terkait atau Kemenag," kata Duduh.
Kegiatan belajar tetap muka terbatas yang sebelumnya telah dimulai, terpaksa dipindah ke ruang kelas lain dengan sistem shift, di mana sebagian pelajar memanfaatkan fasilitas madrasah lainnya yang tidak terlalu jauh dari MTS Gandasoli.
"Untuk tatap muka terbatas kamu menggunakan kelas yang masih utuh dan sebagian di madrasah lain. Karena kalau dipaksakan khawatir ambruk juga. Insaallah sudah koordinasi dengan Kemenag," imbuhnya.