Huni Gubuk Tanpa Listrik di Sukabumi, Kisah Ibu dan Anaknya yang Tak Pernah Sekolah

Kamis 12 Agustus 2021, 02:00 WIB
Gubuk tempat tinggal Ibu Komin dan 2 anaknya yang tak pernah Sekolah di Nagrak Sukabumi

Gubuk tempat tinggal Ibu Komin dan 2 anaknya yang tak pernah Sekolah di Nagrak Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.COM - Lima belas tahun sudah, Ibu Komin (64 tahun) tinggal di rumah atau gubuk tak layak huni di tengah lembah sungapan, Kampung Kebon Hiji, Desa Girijaya, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Komin tinggal di rumah berukuran 5x5 meter tersebut bersama dua anaknya Sanung (21 tahun) dan Mislud (16 tahun). Karena keterbatasan ekonomi, keduanya tidak mampu mengenyam bangku pendidikan.

Udara dingin dirasakan hampir setiap malam, terlebih setelah hujan. Bagaimana tidak, rumah yang lebih mirip gubuk tersebut hanya terbuat dari bambu kemudian atapnya dilapisi plastik dan terpal bekas.

Tanah pun menjadi lantainya. Tak ada ruangan khusus, semua dalam satu ruangan yang sama, tempat tidur, dapur tungku yang digunakan untuk memasak, hingga kandang ayam dan kelinci, semua menyatu.

Tak ada jaringan listrik atau penerangan lainnya, sehingga setiap malam dilalui keluarga tidak mampu itu mengandalkan lampu pelita.

Gubuk yang mereka bangunpun berdiri di lahan terbengkalai milik Perhutani, yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki dan memiliki jarak 3 Kilometer dari pemukiman warga.

Selepas ditinggal wafat oleh Suaminya 5 tahun lalu, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Komin mengandalkan putranya Sanung yang bekerja serabutan sebagai kuli cangkul dan bangunan. Sesekali, Komin pun turut membantu menjadi buruh tani. Sedangkan si bungsu Mislud, hanya bisa membantu mencari kayu bakar di hutan sekitar rumah.

Dari hasil buruh tani, Komin biasanya mendapatkan upah sebesar Rp40 ribu di setiap hasil panen, sedangkan Sanung mendapatkan upah paling besar Rp80 ribu, itupun tak setiap hari. Dengan penghasilan segini, jangankan untuk membangun rumah layak, untuk memenuhi kebutuhan pangan harian saja, mereka tertatih-tatih.

"40 ribu teh dianggo meser beas sareung balanja ge seep, teu ceukap (40 ribu itu dipakai buat beli beras dan belanja juga habis, tidak cukup)," ujar Komin kepada Sukabumiupdate.com, Rabu (11/8/2021).

Baca Juga :

Tak ada bantuan pembangunan rumah layak huni baginya. Bahkan bantuan lainnya seperti PKH untuk keluarga pra sejahtera juga tak didapatnya.

"Teu aya. Saukur enggal sasih beas 10 kilo ti desa, acis-acis mah teu aya (Tidak ada. Hanya setiap bulannya beras 10 kilogram dari Desa, yang berbentuk uang tidak ada)," ungkapnya.

Meskipun begitu, mereka tetap bersyukur karena selama ini masih bisa makan dan mencari nafkah, namun rasa khawatir yang besar menyelimuti kehidupan mereka selama ini, khawatir jika sewaktu-waktu rumah tersebut rubuh atau mungkin lahannya akan dipakai oleh pemiliknya. Sehingga ia pun berkeinginan untuk bisa pindah tempat tinggal.

"Hoyong ngalih mah iyeu teh, hoyong, ngan nyaeta ku teu gaduh tea, lamun gaduh mah hoyong ngalih ka lembur (ingin pindah, cuman karena tidak punya (uang), kalau punya ingin pindah ke kampung)," ungkap Komin yang lahir di kampung Bojongkawung itu.

Selain Sanung dan Mislud, Komin sebenarnya mempunyai 4 anak lainnya. Namun mereka bertempat tinggal jauh, dan sudah sibuk dengan beban rumah tangga masing-masing.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Nasional23 Februari 2025, 13:22 WIB

Termasuk di Cibeas Sukabumi, Daftar 125 Titik Rukyatul Hilal Awal Ramadan 1446 H

Salah Satunya di POB Cibeas Sukabumi, Kemenag Pantau Hilal di 125 Titik Rukyatul Hilal untuk mengetahui Awal Ramadan 1446 H.
Rukyatul Hilal awal Syawal 1445 H/2024 M di Pusat Observasi Bulan atau POB Cibeas Kabupaten Sukabumi. (Sumber : SU/Ilyas)
Life23 Februari 2025, 12:00 WIB

Negara Perak Penerus Pajajaran, Sejarah Kerajaan Sumedang Larang di Jawa Barat

Prabu Geusan Ulun menerima pusaka Pajajaran dan dinobatkan sebagai Raja Sumedang Larang.
Ilustrasi. Kerajaan Islam Sumedang Larang diyakini sebagai leluhur Suku Sunda dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan budaya di Jawa Barat. (Sumber : AI)
Sukabumi23 Februari 2025, 11:44 WIB

Kronologi Meninggalnya Ketua PPP Kabupaten Sukabumi Dedi Damhudi Menurut Keluarga

Ketua PPP Kabupaten Sukabumi Dedi Damhudi diketahui memiliki riwayat penyakit jantung.
Sosok almarhum Dedi Damhudi. (Sumber Foto: Dok. Pribadi)
Kecantikan23 Februari 2025, 11:00 WIB

Perawatan di Rumah Ala Salon, Ini 6 Manfaat Hair Mask untuk Kesehatan Rambut

Hair mask menjadi salah satu produk perawatan rambut yang penting.
Ilustrasi. Treatment di Rumah. Hair mask mengandung bahan-bahan yang kaya nutrisi, seperti vitamin, protein, dan minyak alami. (Sumber : Freepik/@freepik)
Food & Travel23 Februari 2025, 10:34 WIB

Keajaiban Bongkahan Batu di Curug Sodong Sukabumi: Tak Goyah Meski Diterjang Banjir dan Longsor

Bongkahan batu ini bukan hanya menjadi ciri khas Curug Sodong Sukabumi, tetapi juga menambah nilai mistis dan keunikan bagi wisatawan yang datang.
Bongkahan batu yang menempel di ujung Curug Sodong Sukabumi. (Sumber : SU/Ragil)
Bola23 Februari 2025, 10:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs Persija Jakarta di BRI Liga 1: H2H dan Susunan Pemain

Laga PSM Makassar vs Persija Jakarta akan berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Minggu, 23 Februari 2025 mulai pukul 15.30 WIB.
PSM Makassar vs Persija Jakarta. Foto: IG/@persija/@psm_makassar
Sukabumi23 Februari 2025, 09:44 WIB

Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki Sampaikan Duka Cita Mendalam atas Wafatnya Dedi Damhudi

Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki turut mendoakan almarhum Dedi Damhudi husnul khatimah dan memperoleh tempat terbaik di sisi Allah.
Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki.(Sumber Foto: istimewa)
Produk23 Februari 2025, 09:26 WIB

Harga Sejumlah Bahan Pokok di Pasar Cicurug Sukabumi Naik Jelang Ramadan 2025

Kepala UPTD Pasar Semi Modern Cicurug, Eman Sulaeman, menyatakan bahwa secara umum harga bahan pokok masih tergolong stabil meskipun ada beberapa kenaikan.
Harga sejumlah bahan pokok penting di Pasar Semi Modern Cicurug, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, mengalami kenaikan menjelang bulan Ramadan. (Sumber : SU/Ibnu)
Arena23 Februari 2025, 09:11 WIB

2 Pesilat Cilik Asal Purabaya Sukabumi Raih Prestasi di Kejuaraan Wilayah 3 Championship 2025

Kepala SDN 2 Purabaya, Rusli Fahmi, mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian kedua siswanya tersebut.
Dua pesilat cilik asal Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi raih medali di Kejuaraan Pencak Silat Wilayah 3 Championship 2025 (Sumber Foto: Istimewa)
Sehat23 Februari 2025, 09:00 WIB

Saraf Kejepit: Penyebab, Gejala dan 5 Ramuan Herbal untuk Mengobatinya

Saraf kejepit, adalah kondisi yang terjadi ketika bantalan antar tulang belakang (cakram intervertebralis) mengalami kerusakan atau bergeser, sehingga menekan saraf di sekitarnya
Ilustrasi - Penyebab, Gejala, dan Pengobatan saraf Kejepit dengan Ramuan Herbal. (Sumber : Freepik.com).