SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau ketersediaan serta kondisi beras untuk penyaluran bantuan beras 10 Kg dalam masa PPKM, di Komplek Gudang Bulog Pasirhalang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (3/8/2021).
Untuk target bantuan beras dalam masa PPKM di Kabupaten Sukabumi mencapai sekitar 260.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan hingga saat ini beras yang sudah disalurkan kepada masyarakat mencapai sekitar 170.000 KPM. "Insya Allah sampai tanggal 6 [Agustus] akan tuntas untuk penyalurannya dan saya jamin beras ini berasal dari Sukabumi dan Cianjur," jelas Muhadjir.
Menurut dia, berdasarkan laporan dari kepala cabang dan juga kepala gudang, bahwa untuk Sukabumi ini surplus dan suplai hasil panen dari petani sangat bagus. Dengan demikian, pemerintah tidak perlu lagi membeli beras dari luar atau impor.
"Selain itu, disini juga sudah tidak ada beras stok impor. Sehingga dapat dipastikan yang nanti dibagikan kepada warga penerima manfaat adalah beras produksi lokal dari Sukabumi dan Cianjur yang memiliki nama beras Ciherang. Saya melihat berasnya ini bagus dan masih harum karena baru dipanen," ujar Muhadjir.
Mengenai persediaan atau stok, Muhadjir menyatakan bisa memenuhi kebutuhan. "Masih aman untuk tiga bulan dan 10 kilogram itu untuk per satu KPM. Insya Allah aman untuk Sukabumi karena ketersediaannya dari petani Sukabumi sangat mencukupi," imbuhnya.
Dalam kegiatan tersebut, Muhadjir juga berharap kedepannya harga gabah di petani dapat terus merangkak naik harganya. Hal ini, dimaksudkan untuk mengangkat harga jual beli petani.
"Saat ini harga gabah dari petani itu sekitar Rp 4.500 per kilogramnya. Sementara pada harga sebelumnya hanya pada kisaran Rp 3.500 per kilogramnya. Nah, berarti saat ini, sudah ada kenaikan harga dan mudah-mudahan bisa naik kembali harganya nanti," tandasnya.
Dia mengatakan, pemerintah sengaja membeli gabah atau beras yang berasal dari petani lokal Sukabumi dan Cianjur. Karena hal tersebut sesuai dengan instruksi dari Presiden RI untuk membeli dan memborong beras lokal. Hal itu, dimaksudkan agar produksi petani terserap dan harganya pun agar naik. Sehingga tidak dapat merugikan petani lokal.
"Syukur-syukur petani bisa mendapatkan keuntungan yang cukup, sehingga mereka dapat menaikan daya beli. Otomatis pertumbuhan ekonomi juga akan berputar dan tidak hanya petani saja yang menikmatinya. Untuk itu, saya meminta kepada para petani, khususnya petani pemilik, jika harga gabahnya naik agar dibagi-bagi rizkinya kepada buruh petani, kemudian mereka yang bergerak di sektor tengkulak agar tidak mengambil keuntungan yang terlalu banyak," tandasnya.