SUKABUMIUPDATE.com - Warga di Kecamatan Cireunghas mengaku kaget dengan gempa yang dalam waktu 18 jam, dua kali mengguncang Sukabumi akibat aktivitas Sesar Cimandiri segmen Nyalindung. Gempa terjadi pada Jumat, 30 Juli, pukul 11:59:06 WIB dengan 2.6 magnitudo. Kemudian Sabtu, 31 Juli 2021 pukul 06:09:42 WIB, berkekuatan 3.1 magnitudo.
Muhamad Jamhur (73 tahun) menyebut gempa pada Sabtu pagi dirasakan cukup besar. Bahkan ia pun mengaku mendengar suara gemuruh. Jamhur sendiri tinggal di Kampung Sempur RT 01/13 Desa Cipurut, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukbumi. "Kami juga berhamburan keluar. Tapi alhamdulillah tidak ada kerusakan," kata dia kepada sukabumiupdate.com.
"Yang kemarin (Jumat) juga terasa, tapi lebih besar yang tadi pagi sekira pukul 06.09 WIB, terus ada susulan lagi 15 menit kemudian," tambah dia. "Saya tidak tahu titiknya ada di sini. Yang jelas kami khawatir, mohon dicek saja kalau memang benar titiknya di sini," kata Jamhur.
Sementara Iding Nasrudin (61 tahun), warga Kampung Gandasoli RT 02/07 Desa Cipurut, bercerita soal gempa bumi yang pernah terjadi pada 1982 dengan kekuatan 6.5 magnitudo. "Dulu 1982 pernah terjadi gempa besar yang dirasakan warga Cireunghas. Saat itu bangunan pada rusak. Dulu katanya pusat gempanya di Gunung Manglayang. Saya dan warga dulu mengungsinya tiga hari," imbuh dia.
Iding pun meminta pemerintah meninjau lokasi untuk memberi arahan kepada warga jika sewaktu-waktu kembali terjadi gempa bumi. Pasalnya, beberapa warga masih panik akibat gempa yang terjadi pada Jumat dan Sabtu ini. "Bukan berharap ada gempa lagi, ya setidaknya sedia payung sebelum hujan," ujarnya.
Baca Juga :
Sebelumnya diberitakan, Sukabumi diguncang dua kali gempa dangkal akibat aktivitas Sesar Cimandiri. Daryono, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyebut keduanya berasal dari segmen Nyalindung.
"Pagi ini segmen Nyalindung dari Sesar Cimandiri kembali memicu gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake)," tulis Daryono di akun Instagram pribadinya, Sabtu, 31 Juli 2021. Daryono juga memastikan gempa pada Jumat kemarin dipicu Sesar Cimandiri segmen Nyalindung. "Gempa dangkal dipicu Sesar Cimandiri segmen Nyalindung, dirasakan di Cireunghas, Sukaraja, dan Sukabumi," lanjut dia.
BMKG menyebut pusat gempa pada Sabtu ini berada pada koordinat 6.94 Lintang Selatan dan 106.99 Bujur Timur, tepatnya di darat berjarak enam kilometer Tenggara Kota Sukabumi dengan kedalaman empat kilometer.
Sedangkan pada Jumat, pusat gempa berada pada koordinat 6.93 Lintang Selatan dan 107.02 Bujur Timur, tepatnya di darat berjarak sembilan kilometer Tenggara Kota Sukabumi dengan kedalaman enam kilometer.
Gempa dangkal yang dipicu aktivitas Sesar Cimandiri juga mengguncang Sukabumi pada Juni 2021 lalu. Gempa tersebut menyebabkan rumah warga di Desa Cipurut, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, mengalami retak-retak.
Daryono saat itu sempat berkomunikasi langsung dengan Tedi Ginanjar, warga Kampung Babakan Sempur RT 01/14 Desa Cipurut yang mengalami retak-retak akibat gempa. "Iya Pak Daryono dari BMKG sempat menelepon tanya soal kerusakan rumah saya akibat gempa," kata Tedi Ginanjar.
Gempa kali ini menurut Tedi cukup membuat keluarganya panik. Tak hanya merasakan guncangan kuat, namun juga mendengar suara gelegar gemuruh saat gempa itu terjadi.
"Gempa pertama seperti ledakan langsung mengguncang. Gempa kedua diawali ledakan lemah disusul ledakan kuat. Kata Pak Daryono suara seperti ledakan itu dikarenakan rumah kami ini berada cukup dekat dengan Sesar Cimandiri sebagai pemicu gempa itu," jelasnya.