SUKABUMIUPDATE.com - Pria ini bernama Asep (40 tahun), sehari-hari jalan kaki keliling pusat keramaian di Kota Sukabumi Jawa Barat untuk jualan tisu dan masker. Disaat PPKM darurat pusat perbelanjaan dan keramaian di Kota Sukabumi langsung sepi, Asep pun bingung karena kebutuhan rumah tangganya tergantung pendapatan harian dari jualan barang-barang tersebut.
Bermodal barang-barang dari pedagang, Asep ikut jualan dengan cara berkeliling di kawasan jalan Ahmad Yani, RE Martadinata dan seputaran pusat perdagangan Kota Sukabumi. Pria asli Cikembar Kabupaten Sukabumi ini sejak pagi hingga malam, menawarkan masker, tisu, stiker serta bando anak-anak warga yang ada di kawasan tersebut.
Kadang jika lelah, ia langsung duduk di trotoar dan mangkal disana. Menanti rezeki yang datang melalui warga yang belanja dagangannya.
Ditemui sukabumiupdate.com, di trotoar jalan RE Martadinata, Asep mengaku sudah berjualan sejak tahun 2014 silam. Bermula dari menjual kopi keliling, kemudian beralih menjual tisu dan masker sejak pandemi Covid -19.
Baca Juga :
Pilihan yang sebenarnya tepat namun karena kondisi akhir-akhir ini membuatnya hanya bisa pasrah. Pembatasan aktivitas masyarakat di pusat keramaian Kota Sukabumi berdampak pada penghasilannya.
Sejak PPKM diberlakukan tanggal 3 Juli 202i lalu, jalanan dan pertokoan tutup, nyaris tak ada warga yang wara-wiri sehingga kesempatan agar dagangan laku makin tipis. "Saya kan enggak punya lapak, jadi jualan dimana aja. Sering diminta pindah jika mangkal di trotoar," ucapnya.
Baca Juga :
"Saya mah pengen juga punya usaha lain, tapi mau gimana lagi kondisinya susah. Sekarang juga sepi pembeli, kan banyak juga yang jual tisu atau masker," ujar Asep.
Jika sebelum PPKM bisa dapat Rp 50 ribu per hari, saat ini hanya Rp 15 ribu per hari bahkan bisa tak laku sama sekali.
"Uang segitu kadang habis untuk makan doang," tambahnya.
Penghasilan tersebut tentu tak cukup untuk membantu membiayai anaknya yang masih berusia 5 tahun. Saat ini Asep dan istri sudah berpisah, dan ia tinggal di sebuah kontrakan kecil di wilayah Sukaraja.
"Sebenernya mah saya juga suka bingung, sekarang serba susah. Tapi ini ujian, harus disyukuri. Alhamdulillah masih dikasih rezeki, yang penting enggak minta-minta" kata Asep yang kembali menegaskan bahwa hidupnya bergantung pada penghasilannya berjualan tisu dan masker ini. (PKL/Nissa)