SUKABUMIUPDATE.com – Khorul Anwar, seorang bocah berusia 10 tahun di Kampung Bungbulang RT 001/005, Desa Ciheulang Tonggoh, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi berjualan aci telor (cilor) keliling demi membantu perekonomian keluarganya. Tak hanya itu, Anwar berjualan demi membantu Hikmah (15 tahun), kakaknya yang mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya sejak usia 2 Tahun.
“Biasanya Anwar dapat Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu sehari, ditabungin Rp 10 Ribu terus sisanya dibeliin lagi buat modal. Tapi kadang uang yang ditabungnya dipakai dibeliin popok untuk kakaknya,” kata ibu Anwar, Ayi Siti Rahmah kepada sukabumiupdate.com, Selasa (6/7/2021).
Karena kelumpuhan pada kakinya, Hikmah hanya bisa terlentang dan duduk saja. Agar tidak repot bolak-balik ke kamar mandi, Hikmah pun menggunakan popok yang harus sering diganti. Karena kondisi ekonomi juga, Hikmah hanya bisa sekolah hingga SD saja.
“Hikmah sekolah cuman sampe SD, karena susah mau lanjutin gak ada biaya,” ujar Ayi.
Ayi menyatakan, yang dibutuhkan Hikmah saat itu adalah kursi roda. Menurut dia, dua tahun yang lalu bantuan kursi itu telah diajukan oleh ketua RT yang dulu menjabat ke dinas sosial. Namun hingga kini kursi roda tak kunjung tiba.
"Sebelumnya sudah dibantuin sama RT yang dulu disini, [bantuan yang diharapkan] gak berupa uang cuman pengen kursi roda aja. Soal bantuan juga belum ada sama sekali tapi udah masuk datanya Hikmah ke sana [Dinsos],” tutur Ayi.
Melihat semangat yang dimiliki oleh Anwar untuk membantu keluarga dan kakaknya membuat Ayi senang sekaligus sedih. Sebab Anwar yang kini duduk di kelas 3 MI Bungbulang, harus berjualan untuk mencari uang sendiri.
"Lihatnya ya seneng, punya anak semangat gitu. Tapi suka kasian lihat dia tak seperti anak-anak lain, yang lain mah pada main kalau Anwar mah jualan kemudian sekolah sama ngaji. Kadang sedih lihatnya, apalagi pas lagi tidur suka kepikiran kasihan, tapi mau gimana lagi kondisinya lagi susah gini," lirih Ayi.
Sementara itu ayah Anwar, Abdurohman (39 tahun) merupakan seorang pedagang cilok yang sudah dilakoninya selama bertahun-tahun. Dia berdagang dari pagi sampai sore dan pulang ketika hari gelap. Ketika ditimpa pandemi Covid-19, pendapatan dari usahanya berdagang cilok mengalami penurunan. (PKL/UTAMA)