SUKABUMIUPDATE.com - Seluruh sekolah di Kota Sukabumi akan memulai belajar tatap muka secara bertahap mulai tahun ajaran baru 2021/2021 pada Juli 2021 mendatang. Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi menegaskan rencana ini sesuai arahan pemerintah pusat yang mempersilahkan daerah untuk membuka sekolah jika sudah memiliki kesiapan yang cukup.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, merespon arahan yang disampaikan Presiden RI, Joko Widodo, kepada para kepala daerah Jawa Barat, pada Kamis lalu tanggal di Istana Bogor. Wali Kota menambahkan sebagai salah satu bentuk persiapan pembukaan sekolah atau pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran baru, vaksinasi covid – 19 telah diberikan kepada para guru dan dosen.
"Pembelajaran tatap muka rencananya akan dilakukan untuk semua tingkatan pendidikan secara bertahap dan tetap berdasarkan izin orang tua siswa," ungkap Wali Kota seperti dikutip dari situs resmi Pemkot Sukabumi.
Terkait kesiapan sekolah, menurut Fahmi sekolah swasta sudah menyatakan siap melakukan pembelajaran tatap muka. Sedangkan madrasah baru sekitar 70 persen yang siap melakukan pembelajaran tatap muka. Sementara untuk tingkat SMP, semuanya sudah siap untuk melakukan pembelajaran tatap muka.
Baca Juga :
Terkait rencana ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim kembali menegaskan mendorong pemerintah daerah untuk segera memulai pembelajaran tatap muka di sekolah dengan protokol kesehatan Covid-19 ketat.
Nadiem menyebut para pelajar sudah banyak yang terhambat pembelajarannya akibat terlalu lama menjalani pembelajaran jarak jauh dengan berbagai kendala, sehingga mereka terancam ketinggalan pelajaran.
“Sekali lagi, saya imbau, kepada seluruh satuan pendidikan, jika ibu dan bapak guru serta tenaga pendidikan sudah divaksinasi mohon segera memberikan opsi PTM terbatas,” kata Nadiem dalam Seri Webinar Guru Belajar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Jumat (28/5/2021) dikutip dari suara.com.
Nadiem mengatakan banyak pelajar yang mengadu kepadanya meminta sekolah dibuka lagi karena kesulitan dengan PJJ. “Saya masih cukup sering mendengar keluhan para pelajar yang ingin kembali bersekolah, mereka bertanya kapan sekolah dibuka lagi, kapan bisa bertemu guru dan teman-teman, hal itu membuktikan anak-anak kita sudah tidak sabar,” ungkapnya.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Ristek Iwan Syahril menambahkan, pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama Covid-19 akan menurunkan bahkan menghilangkan kompetensi pendidikan pelajar (learning loss), sehingga butuh waktu 9 tahun untuk mengejarnya.
“Learning loss berakibat pada penurunan penguasaan kompetensi peserta didik yang memiliki dampak jangka panjang, bahkan diprediksi bisa sampai puluhan tahun, dan untuk memperbaiki kondisi saat ini dibutuhkan kehilangannya diprediksi bisa sampai 9 tahun,” kata Iwan.
Baca Juga :
Diketahui, Presiden Joko Widodo meminta vaksinasi 5 juta lebih guru ini bisa diselesaikan pada Juni 2021 sehingga pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan di sekolah bisa dimulai pada tahun ajaran baru 2021/2022. Kementerian Kesehatan menargetkan total sasaran penerima vaksin dari pendidik (guru, dosen, tenaga pendidik) di seluruh Indonesia berjumlah 5.058.582 orang pada vaksinasi tahap kedua ini.
Sementara Nadiem menyebut, hingga saat ini baru 25 persen sekolah yang sudah memulai lagi pembelajaran tatap muka, angka ini sangat kecil sebab pemerintah pusat sudah memberikan wewenang ke daerah untuk membuka sekolah tatap muka dengan protokol kesehatan ketat sejak Januari 2021 lalu.
Nadiem menjelaskan dalam Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tentang sekolah di masa pandemi disebutkan bahwa keputusan terakhir buka sekolah diserahkan penuh kepada orang tua atau wali murid. Dalam SKB tersebut mewajibkan sekolah tetap memberikan dua opsi yakni pembelajaran tatap muka (offline) atau jarak jauh (online) sesuai dengan izin orang tua atau wali murid.