SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara mengatakan ada yang perlu diubah dari pola pikir masyarakat Sukabumi ketika menyambut investasi asing melalui proyek Bukit Algoritma yang dikomandoi politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Budiman Sudjatmiko.
Pola pikir yang dimaksud Yudha adalah terkait seringnya muncul resistensi dari masyarakat Sukabumi saat menyambut investasi yang berasal dari luar negeri atau investasi asing. Itu dikatakan Yudha dalam webinar yang bertajuk "Kesiapan Digitalisasi Kabupaten Sukabumi Melalui Pembangunan Bukit Algoritma", Selasa, 25 Mei 2021.
"Mindset masyarakat Sukabumi ini harus diubah. Saat ada investor asing masuk ke Sukabumi, pasti selalu saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ada penolakan, ada juga gesekan-gesekan, lebih kepada kearifkan lokal, dan lain-lain," kata Yudha.
"Saya di sini ingin mencoba untuk memberikan sebuah pemahaman kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sukabumi dengan adanya investasi yang akan datang ke Sukabumi ini perlu kita jaga bersama," tambah dia.
Yudha berujar rencana pembangunan Bukit Algoritma sangat cocok dengan situasi Cikidang, yang katanya, telah disahkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai kawasan ekonomi khusus.
"Saya selaku orang Sukabumi melihat Bukit Algoritma sangat cocok karena kebetulan Cikidang ini adalah daerah ekonomi khusus. Ini sudah disahkan melalui DPRD dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi bahwa daerah Cikidang ini adalah kawasan ekonomi khusus," ujar Yudha.
Seperti diketahui Bukit Algoritma akan dibangun di atas lahan seluas 888 hektare di Kecamatan Cikidang dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi dengan dana awal senilai Rp 18 triliun. Lahan 888 hektare tersebut mencakup tiga desa di Kecamatan Cikidang: Cicareuh, Pangkalan, dan Taman Sari. Sementara satu desa di Kecamatan Cibadak adalah Desa Neglasari.
Yudha menilai rencana pembangunan Bukit Algoritma yang akan membawa perubahan ke arah digitalisasi, modernisasi, dan peningkatakan kualitas sumber daya manusia sangat tepat dengan kondisi Kabupaten Sukabumi. Sebab, kata Yudha, 65 persen dari penduduk Kabupaten Sukabumi (total penduduk sekira 2,6 juta) merupakan generasi milenial.
"Karena perlu saya sampaikan, mohon maaf, banyak sekali orang di Kabupaten Sukabumi selesai sekolah yang dipikirkan adalah bekerja di pabrik atau menjadi tenaga kerja Indonesia di luar negeri," kata dia.
Dalam rencana pembangunan proyek Bukit Algoritma, Yudha meminta para investor bisa melibatkan putra asli Sukabumi. "Kami pun di sini khawatir dengan adanya proyek nasional dan investor asing, kami orang Sukabumi hanya sebagai penonton. Padahal banyak juga sumber daya manusia berkualitas di Kabupaten Sukabumi," ucapnya.
Bukit Algoritma digagas dua perusahaan swasta: PT Kiniku Nusa Kreasi dan PT Bintang Raya Lokalestari. Keduanya membuat perusahaan kerja sama operasional atau KSO bernama PT Kiniku Bintang Raya, yang ketua pelaksananya diisi Budiman Sudjatmiko, yang juga Komisaris PT Perkebunan Nusantara V. Bukit Algoritma akan disulap bak Silicon Valley di Amerika Serikat, yang menjadi pusat perusahaan-perusahaan teknologi global.
Proyek ini terbagi menjadi tiga tahap dengan masa pengerjaan tiga tahun untuk fase pertama, tiga tahun untuk fase kedua, dan lima tahun untuk fase ketiga. Pembangunan proyek pada fase pertama akan merampungkan kawasan seluas 353 hektare. Setelah selesai dibangun pada tahap pertama, Bukit Algoritma akan mulai beroperasi.
Di kawasan tersebut nantinya berdiri pusat sains, theme park, pusat kesehatan, pusat pertanian untuk makanan dan gizi, pusat kebugaran, serta plaza inovasi. Ada pula health center atau pusat kesehatan yang dibangun seperti medical city. Proyek ini disebut menjadi mimpi jangka panjang.
Untuk tahap pertama selama tiga tahun, Badan Usaha Milik Negara PT Amarta Karya menjadi mitra kepercayaan untuk membangun infrastruktur, termasuk akses jalan raya, fasilitas air bersih, pembangkit listrik, gedung konvensi, dan sejumlah fasilitas lainnya.
Satu investor asal Kanada disebut telah resmi menanamkan modalnya untuk pembangunan proyek Bukit Algoritma. Investor asal Kanada ini menginvestasikan uangnya sejumlah Rp 18 triliun untuk pembangunan fase pertama Bukit Algoritma.
Investasi awal untuk proyek Bukit Algoritma terbagi ke dalam dua jenis: klaster dan ekosistem. Dana Rp 18 triliun dari Kanada masuk untuk investasi klaster fase pertama yang akan digarap PT Amarta Karya berupa pembangunan infrastruktur. Sementara untuk investasi ekosistem telah ada dari Jerman sebesar Rp 1,4 triliun.
PT Amarta Karya beberapa waktu yang lalu kembali mambahas wacana groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek Bukit Algoritma yang direncanakan akan dilakukan selepas lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah.
Direktur Utama PT Amarta Karya Nikolas Agung mengatakan perusahaannya telah melakukan mapping atau pemetaan terkait rencana jalan dan infrastruktur lain melalui unit bisnis Amarta Geospasial. "Kami melaporkan bahwa sampai dengan hari ini tim kami tetap bekerja. Kemudian terkait juga dengan aspek keuangan Bank BRI," katanya dikutip dari laman resmi PT Amarta Karya.
Pernyataan Nikolas itu disampaikan saat PT Amarta Karya menggelar halal bi halal dengan tim proyek Bukit Algoritma yang dihadiri Budiman Sudjatmiko pada Senin, 17 Mei 2021 di Bekasi.
Nikolas berujar rencana peletakan batu pertama yang diagendakan setelah lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah kemungkinan bisa dilaksanakan. "Mudah-mudahan apa yang sudah kita cita-citakan sebelumnya bahwa proyek ini bisa segera groundbreaking setelah lebaran mungkin bisa terlaksana dan ini bisa menjadi momentum yang baik juga bagi semua pihak," kata dia.
Berita lengkap soal Bukit Algoritma dapat dibaca di sini.