SUKABUMIUPDATE.com - Merasa tak kunjung mendapat perhatian pemerintah, ribuan angkutan umum di Kabupaten Sukabumi mengancam akan melakukan mogok massal.
Ketua DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Sukabumi Imam Thariq Mubarak melalui Sekretaris Dede Abdul Latif mengatakan, ancaman mogok massal tersebut disebabkan belum adanya perhatian dari pemerintah kepada sektor angkutan umum yang sampai sekarang masih terdampak pandemi Covid-19.
Dede menyebut dari data yang tercatat di Organda Kabupaten Sukabumi, ada 66 trayek non bus atau bus kecil, hingga angkot dan 10 trayek bus sedang. Seluruh trayek menuntut hal yang sama, yaitu mendapat perhatian pemerintah
Baca Juga :
"Sejauh ini angkutan umum, khususnya angkutan kota yang paling terdampak pandemi. Ditambah lagi sekarang angkutan jenis AKAP dan AKDP mengeluh akibat adanya penyekatan," kata Dede Abdul Latif saat dihubungi sukabumiupdate.com, Sabtu, 8 Mei 2021.
Lebih lanjut, Dede menjelaskan, Organda Kabupaten Sukabumi mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) nomor 9 tahun 2020 tentang Pemberian Subsidi Angkutan Umum Perkotaan.
"Mengenai subsidi ini sebelumnya sudah kita bahas dengan Dishub, tapi belum ada solusi. Makanya hari ini rencana kita mau layangkan surat kepada Bupati Sukabumi untuk audiensi," jelasnya.
Baca Juga :
Masih kata Dede, selain mendapat subsidi, Organda juga berharap ada penghapusan biaya kir dan trayek di masa pandemi, hingga situasi bisa kembali normal seperti semula. Ditambah semakin berkurangnya penumpang akibat transportasi online.
"Pada intinya kita akan ikuti segala macam aturan dari pemerintah. Tapi tolong kita juga ingin diperhatikan. Memang hari ini jumlah penumpang semakin berkurang seiring dengan maraknya transportasi online," katanya lagi.
"Tapi masih ada juga beberapa kalangan masyarakat yang masih bergantung kepada angkutan umum konvensional, seperti anak sekolah, buruh pabrik, dan sebagainya," pungkas Dede Abdul Latif.