Larangan Ambil Rumput dan Penutupan Jalan Petani di Sukabumi, Apa yang Terjadi?

Senin 15 Februari 2021, 10:43 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Petani di area sekitar HGU Perkebunan Cikapundung, PT Harjasari, Desa/Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat memprotes larangan mengambil rumput dan penutupan akses pertanian oleh pihak perusahaan.

Sebelumnya, para petani kerap mengambil rumput untuk ternak domba. Namun setelah ada plang larangan tersebut, para petani itu tak boleh lagi memasuki kawasan tersebut.

Pada plang yang terdapat logo salah satu universitas ternama itu tertulis larangan memasuki lahan percobaan dan larangan mengambil rumput dan atau tanaman lain. Plang juga ditandatangani Manajer SDM dan Eksternal PT MAP, Buldan Abdulah. 

"Plang larangan terpasang empat hari yang lalu, alasannya tidak tahu pasti lahan tersebut mau dijadikan apa. Tertulis lahan percobaan, tapi tidak tahu percobaan apa," ucap salah satu petani yang meminta namanya tak disebutkan kepada sukabumiupdate.com, Kamis (11/2/2021) lalu.

Baca Juga :

Petani Dianiaya, SPI: Sedang Bikin Sawung di Lahan Eks HGU di Jampang Tengah Sukabumi

Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Kabupaten Sukabumi, Rozak Daud menilai pemasangan plang larangan itu sebagai bentuk perampasan ruang lingkungan hidup, dan sering terjadi di pedesaan terutama di perkebunan.

"Hal ini akan memicu konflik agraria yang sering menimpa para petani di desa. Lahan yang seharusnya menjadi kehidupan justru menjadi komoditas," kata Rozak.

Tindakan perusahaan semacam ini, kata Rozak, melarang aktivitas rakyat di kawasan perkebunan adalah bentuk penggusuran dan intimidasi psikologis dari koorporasi kepada petani. Larangan yang dipasang oleh perusahaan tersebut adalah bentuk intimidasi sepihak dan mengabaikan nasib dan hak hidup masyarakat lokal.

"Maka kami mengutuk keras apa yang dilakukan oleh perusahaan yang melarang segala aktivitas rakyat dalam mencari penghidupan dikawasan perkebunan. Ketika mengambil rumput saja dilarang, ini pelanggran hak hidup dan secara etika bertentangan dengan kearifan lokal, karena mengambil rumput itu kebiasaan untuk mencari makanan ternak," lanjutnya.

"Mengambil rumput untuk makanan ternak saja sudah dilarang, apalagi untuk kehidupan orang per orang. Kalau seperti ini apa fungsi hadirnya perusahaan untuk masyarakat? Apalagi dalam Papan larangan tersebut ada nama salah satu perguruan tinggi ternama. Kami melihat praktik seperti ini adalah perilaku warisan penjajahan yang masih dipelihara," tegasnya. 

Baca Juga :

Menurut Rozak, perusahaan seakan tidak tersentuh negara. Ia menegaskan pemerintah harus serius menyikapi persoalan ini dan harus tegas memberikan hak-hak warga kawasan perkebunan.

"Seperti pemberdayaan dan harus dicek kewajiban plasma yang menjadi perusahaan sesuai UU No 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, dilakukan atau tidak? Jangan hak perusahaan saja yang dikedepankan sementara kewajiban diabaikan," kata Rozak. 

Sementara itu saat dikonfirmasi, Humas PT HAP Buldan Abdullah melalui sambungan telepon mengatakan bahwa lahan tersebut digunakan sebagai percobaan tanaman jahe. "Itu kerjasama antara PT HAP dengan IPB," ucapnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (15/2/2021).

Mengenai papan larangan, kata Buldan, itu sifatnya sementara. Di lokasi itu nanti ada tanaman buat pakan sapi. Jadi warga akan diberitahukan terlebih dahulu mana yang boleh diambil, dan tidak boleh diambil. "Kalau ada warga yang memerlukan, bisa untuk mengambilnya, namun harus dipilih terlebih dulu," bebernya. 

"Terkait jalan, sebenarnya itu bukan pemangkasan. Selama ini warga melintas ditengah perkebunan. Pihak perusahaan akan memindahkannya  ke pinggir. Di belakang perkebunan ada 14 rumah, akses jalan selama ini di tengah perkebunan. Nah kami memindahkannya ke pinggir," pungkas Buldan.

Ingat Pesan Ibu: Wajib 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas serta aktivitas di luar rumah). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Musik22 November 2024, 17:00 WIB

Lirik dan Terjemahan Lagu Thats The Dream​ Shawn Mendes yang Viral di TikTok

Berikut Lirik Lagu Thats The Dream​ Shawn Mendes, cocok untuk playlist musik hari ini!
Official Video Lirik Lagu Thats The Dream Shawn Mendes. Foto: YouTube/Shawn Mendes
Sukabumi Memilih22 November 2024, 16:56 WIB

Iyos-Zainul: Komitmen Nyata untuk Sukabumi yang Lebih Baik, Bukan Sekadar Janji!

Iyos-Zainul hadir dengan komitmen nyata! Dari gizi balita, pasar murah, hingga 10 ribu lapangan kerja, mereka tawarkan solusi untuk Sukabumi yang sejahtera, agamis, dan inovatif. Yuk, kenali visi mereka!
Iyos-Zainul: Bersama Wujudkan Sukabumi yang Lebih Baik! Dari bantuan gizi hingga peluang kerja, mereka hadir membawa perubahan nyata untuk Sukabumi. Siap mendukung? (Sumber : Youtube/@kpukab.sukabumi)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 16:44 WIB

Debat Pilbup Sukabumi: Kata Kedua Paslon soal Isu Perikanan, Cold Storage Jadi Sorotan

Kata kedua Paslon soal isu perikanan dan kelautan dalam Debat Terakhir Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024.
Suasana debat publik terakhir Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024 membahas isu kelautan dan perikanan. (Sumber : YouTube Sukabumiupdate)
Sukabumi22 November 2024, 15:46 WIB

Sukabumi dalam Lingkaran Setan Judi Online

Sadbor merupakan fenomena gunung es kasus judi online di Sukabumi.
Foto ilustrasi tentang kasus judi online di Sukabumi. | Foto: SU
Food & Travel22 November 2024, 15:30 WIB

Curug Dengdeng, Surga Air Terjun Tersembunyi di Garut Selatan

Air Terjun Dengdeng adalah sebuah objek wisata alam tersembunyi yang terletak di bagian selatan Kota Intan, Garut.
Curug Dengdeng Garut Selatan. Foto: IG/curugdengdeng_grt
Sukabumi Memilih22 November 2024, 15:16 WIB

Debat Pilbup Sukabumi: Asep Japar-Andreas Sampaikan Kunci Wujudkan Sukabumi Mubarakah

Paslon nomor urut 2, Asep Japar-Andreas paparkan komitmen dan kunci dalam mewujudkan Kabupaten Sukabumi Mubarakah.
Paslon nomor urut 1 Asep Japar-Andreas saat memaparkan visi-misi dalam sesi pertama debat publik terakhir Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024. (Sumber : Youtube Sukabumiupdate)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 15:13 WIB

Debat Pilbup Sukabumi: Iyos-Zainul Sebut Solusi Masyarakat Sejahtera Tak Cukup Melanjutkan

Paslon Iyos-Zainul berkomitmen mengelola seluruh potensi demi mewujudkan Sukabumi yang Agamis, Sejahtera, Inovatif dan Kolaboratif.
Paslon nomor urut 1 Iyos-Zainul saat memaparkan visi-misi dalam sesi pertama debat publik terakhir Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024. (Sumber : Youtube Sukabumiupdate)
Inspirasi22 November 2024, 15:00 WIB

Loker Sukabumi Sebagai Cook/Commis 1 Minimal SMK, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi. Loker Sukabumi Sebagai Cook/Commis 1 Minimal SMK, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 14:55 WIB

Debat Publik II Pilbup Sukabumi 2024, Tim Asep Japar - Andreas: Visi Misi

Ajang adu gagasan pasangan calon ini disiarkan secara langsung oleh stasiun tv nasional atau bisa diakses melalui kanal youtube sukabumiupdate.com.
Paslon 02 pilkada kabupaten sukabumi 2024, Asep Japar - Andreas (Sumber: dok kpu kabupaten sukabumi)
Life22 November 2024, 14:39 WIB

Media Sosial: Senjata Baru dalam Kampanye Politik?

Media sosial mengubah kampanye politik: cepat, luas, dan interaktif. Namun, hoaks dan manipulasi jadi tantangan. Bagaimana memanfaatkan peluangnya tanpa terjebak risikonya? Simak ulasannya di sini!
Media sosial: alat kampanye politik yang efektif, tapi penuh tantangan. Bijaklah dalam menggunakan dan menerima informasi! (Sumber : freepik)