SUKABUMIUPDATE.com - Nelayan dan pengepul glass eel atau benih sidat jenis bicolor di Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi, mengeluhkan turunnya penjualan.
Keadaan itu merupakan dampak dari banyaknya perusahaan yang biasa menampung bibit sidat tutup di tahun 2020. Kini nelayan dan pengepul kesulitan untuk menjual benih sidat yang diperoleh dari Sungai Cikarang di Kecamatan Ciracap dan Sungai Cikaso di Kecamatan Cibitung itu.
BACA JUGA: Sidat Sungai Cikaso Terkenal Hingga Mancanegara
Pengepul sidat, Engkus Kusnadi (42 tahun) mengungkapkan, tak tahu alasan perusahaan yang biasa menerima bibit sidat itu tutup. "Apa dampak dari Covid-19, atau akibat apa sehingga PT banyak yang tutup," ujar Engkus kepada sukabumiupdate.com, Rabu (27/1/2021).
Yang pasti karena perusahaan tutup, dia serta nelayan dan pengepul lainnya kesulitan menjual sidat. Sedangkan saat ini ada 50 kilogram yang diperoleh dari Sungai Cikaso dan Sungai Cikarang.
Menurut warga Kampung Cilopang, Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi itu, kalau pun mengandalkan penjualan benih sidat dari pembeli lokal maka harga yang ditawarkan dibawah standar. Sedangkan apabila dijual ke perusahaan pengepul maka harga standarnya saja bisa mencapai Rp 2,5 juta per kilogam untuk bibit sidat jenis bicolor ukuran 0,14 miligram.
Saat ini nelayan dan pengepul sidat meminta solusi dari persoalan ini. "Kepada pihak pemerintah terutama ke KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), agar ada solusi terbaik," terangnya.
Ingat Pesan Ibu: Wajib 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas serta aktivitas di luar rumah). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.