SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Kota Sukabumi mengakui ada perubahan perilaku warga yang makin berbahaya di tengah pandemi covid-19 saat ini. Dimana ada ketakutan saat belum banyak kasus di awal pandemi tapi santai ketika angka positivity rate covid-19 di Kota Sukabumi melebihi standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), bahkan angka kematian pasien terpapar corona saat ini sudah diatas rata-rata nasional.
Ini adalah dua dari 7 parameter kasus covid-19 di Kota Sukabumi masuk kategori makin berbahaya di awal tahun 2021. Alasan ini juga membuat Pemkot Sukabumi,Departemen Agama dan Dinas Pendidikan kembali menunda sekolah tatap muka yang direncanakan akan mulai berlangsung pada awal Januari 2021 ini.
Semua ini disampaikan Wali Kota Sukabumi saat menggelar rapat koordinasi daring soal penundaan sekolah tatap muka kepada seluruh kepala sekolah dan lembaga pendidikan dari Paud hingga SMA, Jumat (8/1/2021) kemarin. Mengutip humas dan Diskominfo Kota Sukabumi, dalam kesempatan itu Fahmi menerangkan perbandingan data Covid pada Maret 2020 dan November 2020.
"Di mana pada Maret kasus Covid masih belum tinggi akan tetapi ketakutan masyarakat melebihi kasus Covid sehingga warga merasa resah dan takut terpapar. Namun di November 2020 justru sebaliknya. Kondisi Covid tinggi dengan temuan banyak, akan tetapi ketakutan masyarakat umum makin rendah, sehingga warga abai dan tidak peduli dan ini yang membahayakan," jelasnya.
BACA JUGA: PAUD Hingga Kampus, Kota Sukabumi Tunda Sekolah Tatap Muka Awal Tahun Ini! Alasannya Ngeri
Oleh karenanya Wali Kota Sukabumi berharap agar kepala sekolah menyampaikan pesan edukasi kepada warga dunia pendidikan tentang pentingnya waspada Covid-19. ''Ditundanya tatap muka, didasari surat instruksi Mendagri Nomor 1 tahun 2021 tentang pelaksanaan PSBB secara parsial di Jawa Bali dan sekitarnya,'' kata Fahmi.
Walaupun Kota Sukabumi tidak termasuk yang diminta untuk menerapkan PSBB parsial akan tetapi daerah yang berdekatan akan melaksanakan program pembatasan kegiatan masyarakat tersebut mulai Senin 11 Januari mendatang, selama dua pekan.
Pertimbangan lainnya yakni panduan Mendikbud usai rakor bersama kepala daerah yang mengingatkan soal penambahan kasus Covid yang makin tinggi maka pembelajaran tatap muka harus diantisipasi.
''Hasil kajian analisa kami pendidikan tatap muka sementara ini belum dilaksanakan sehingga masih dilakukan media daring,'' kata Fahmi.
BACA JUGA: Gelombang Pertama, Kota Sukabumi Dapat 17 Ribu Vaksin Covid-19
Ada tujuh pertimbangan utama atau parameter kebijakan ini menurut Fahmi.
Pertama alasan penting dipahami yakni kasus aktif Covid di atas rata rata nasional. Ditandai kata Fahmi, dengan jumlah pasien diisolasi dibagi jumlah total kasus yang ada. Contohnya jumlah isolasi pada Kamis (7/1) sebanyak 597 dari 2.045 kasus, sehingga total rata-rata 29,2 persen, padahal maksimal 14 persen untuk nasional.
Kedua positivity rate adalah jumlah pasien yang positif dari jumlah swab test. Standar WHO di bawah atau sama 5 persen, untuk kota 14 persen sehingga masih jauh di atas standar dan masih sangat riskan untuk melaksanakan tatap muka.
Ketiga angka kesembuhan pasien masih dibawah rata-rata nasional yakni 68,4 persen dan 82 persen nasional.
Ke empat angka kematian di Kota Sukabumi di atas rata rata nasional 2,96 persen dan untuk kota 3,1 persen.
Kelima, keterisian ruang isolasi di atas rata-rata nasional di bawah 70 persen dan untuk kota nilainya 71 persen.
Keenam tidak bisa dipungkiri disiplin protokol 3M memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak belum optimal dan khawatir tatap muka dilakukan mampu memicu kasus baru.
Ketujuh, rencana 13 Januari vaksinasi berharap ketika vaksin ada dan serentak berjenjang pusat dan provinsi hingga kota akan memberikan dampak efektif. Setelah vaksin selesai merangsang terjadinya kekebalan tubuh masyarakat diantaranya anak.
''Hal inilah yang jadi utama proses pendidikan tatap muka belum dilakukan,'' imbuh Fahmi. Di mana yang jadi pertimbangan utama adalah kesehatan dan keselamatan warga termasuk dunia pendidikan.
Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi Sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.