SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan hektare tanaman padi usia dua bulan di Kampung Cijengkol Blok Cijolang, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi terancam gagal panen akibat kurangnya pasokan air.
"Ini masa tanam kedua. Puluhan hektare kekeringan, namun sebagian ada juga yang sudah panen, meski hasilnya anjlok," ujar Banudin (50 tahun), salah satu petani Kampung Tangkolo Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Rabu (5/8/2020).
Lanjut Banudin, tanaman padi yang mengalami kekeringan baru memasuki usia 2 bulan saat mulai tumbuh berkembang. Sayangnya pasokan air kian menipis, baik dari curah hujan, maupun saluran air dari Sungai Cidadap yang sehari-hari digunakan sebagai pengairan.
BACA JUGA: Irigasi Sungai Ciletuh Jebol, Warga Ciracap Sukabumi Terancam Gagal Panen
"Diperkirakan sudah dua bulan tidak ada hujan, sehingga sawah mulai kekeringan. Biasanya ada saluran air dari Sungai Cidadap, namun bendungannya sengaja dibobol agar air mengalir ke wisata Cibulaklak, sehingga air tidak mengalir ke pesawahan yang ada di Blok Cijolang," jelasnya.
Padahal, masih kata Banudin, tahun kemarin saat musim kemarau masih bisa tertolong dengan adanya pengairan dari Sungai Cidadap.
"Kami para petani setiap panen selalu bayar pengairan kepada pengurus air. Tahun ini terancam gagal panen, kecuali ada turun hujan masih bisa tertolong. Kondisinya lahan persawahan sudah mulai kering dan retak-retak, tanaman padi ujung daunnya susah mulai kering," terangnya.
BACA JUGA: Pipa Irigasi Putus, Petani Waluran Sukabumi Dihantui Gagal Panen
Namun, sambung Banudin, nasib baik masih ada beberapa padi yang bisa dipanen, meski hasilnya tidak memuaskan. Kebanyakan yang berbuah hanya ujungnya dan pohon padi rapuh, sehingga banyak yang tumbang.
"Hasil panen kedua ini anjlok. Kalau air normal dari luas 4.000 meter bisa menghasilkan 3 ton, namun sekarang hanya menghasilkan 900 kilogram," pungkasnya.