SUKABUMIUPDATE.com - Objek wisata alam panorama Gunung Bentang di Desa Gunung Bentang, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, nampak tak terurus.
Sejumlah fasilitas untuk wisatawan seperti toilet kumuh. Beberapa gazebo pun mulai ditumbuhi rumput liar. Sedangkan, jalan mendekati lokasi objek wisata Gunung Bentang dan tempat parkiran masih berupa makadam. Bahkan di tengah perjalan menuju tempat ini, ada jalan yang tertimbun longsoran tanah.
Lahan pesawahan dan ladang huma di kaki Gunung Bentang yang menjadi sajian di objek wisata jadi tak begitu menarik dengan keadaan ini.
BACA JUGA: Wisata ke Situ Datarnangka Sagaranten Sukabumi, Suasananya Masih Alami Cuy!
Dari jalan Sagaranten - Cidadap menuju objek wisata tersebut memang sudah beraspal namun hanya sebagian saja.
Dari keterangan Kepala Desa Gunung Bentang, Jajat Sudrajat, objek wisata tersebut dibangun pada 2019 sudah pernah dibuka untuk umum. Namun karena adanya pandemi maka tak ada yang mengunjunginya.
Jalan mendekati lokasi objek wisata Gunung Bentang dan tempat parkiran masih berupa makadam.
jajat menyatakan, objek wisata tersebut dibangun menggunakan anggaran dari P3K Sagaranten dan sebagian dari Dinas Pariwisata (Dispar).
BACA JUGA: Sensasi Wisata Rakit Cekdam Ciminut di Sagaranten Sukabumi
Menurut dia, sampai saat ini dari pihak kecamatan belum ada serah terima kepada pihak desa. Padahal menurut pihak kecamatan pembangunan sudah selesai. Tapi kades ragu tempat wisata tersebut sudah selesai dibangun sebab masih banyak pembangunan fasilitas belum rampung.
Karena merupakan urusan P3K dan dinas pariwisata Kabupaten Sukabumi, pemdes tak tahu menahu soal anggaran. "Untuk anggarannya kami tidak tahu sama sekali, pernah minta data namun tidak memberikan," jelasnya. "Luasnya juga tidak tahu pasti yang diklaim untuk wisata, karena data belum masuk ke desa," tegasnya.
Toilet di objek wisata Gunung Bentang melompong tanpa pintu.
Jajat menuturkan, objek wisata ini hanya menawarkan pemandangan pesawahan dan ladang padi huma. Bahkan Jajat menilai pembangunan objek wisata itu hanya buang-buang anggaran saja.
"Yang ada dibangun hari ini, belum bisa ada yang dijual dari segi apapun, hanya melihat pesawahan dan huma, kami pikir hanya buang buang anggaran saja," pungkasnya.