SUKABUMIUPDATE.com - Kepala SMK Nurul Bayan, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi menolak keberadaan SMA Negeri di Kalapanunggal.
Pihak sekolah mengancam akan mengadakan aksi gabungan sembilan sekolah yang berada di Kalapanunggal dan akan mengerahkan massa ke Kantor Kecamatan Kalapanunggal sebagai bentuk protes.
BACA JUGA: Reses, Hendar Dapat Usulan Tambah SMA Negeri di Cikembar Sukabumi
Kepala SMK Nurul Bayan Kalapanunggal, Deden Saepudin mengangkatkan, penolakan ini sudah disampaikan ke pihak terkait melalui surat resmi yang dilayangkan sebanyak tiga kali. Namun pihak-pihak tersebut tidak mengindahkan penolakan itu, dan malah terus berproses mengadakan SMA di Kalapanunggal.
"Ini merupakan rapat pertama untuk aksi tersebut, besok akan dilanjut lagi. Setelah berkoordinasi dengan Polsek Kalapanunggal waktu dapat ditentukan," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (11/5/2020).
BACA JUGA: Pelajar SMAN Parakansalak Sukabumi Dibacok Pelajar SMP
Deden mengulas, muncul spanduk penerimaan siswa baru SMAN 1 Kalapanunggal yang titik registrasinya di SMPN 1 Kalapanunggal. Hal itu membuat para pengurus sekolah lain yang sudah berjalan semakin geram.
Deden menjelaskan, ternyata setelah ditelusuri pihak SMPN 1 Kalapanunggal sendiri tidak mengetahui tentang adanya registrasi penerimaan Siswa baru SMA itu.
"Dan memang tidak boleh SMA itu menggunakan fasilitas di SMP karena urusannya langsung ke tingkat provinsi," tuturnya
BACA JUGA: SMK Nurul Bayan Kalapanunggal Sukabumi Salurkan Bantuan Bagi Korban Gempa
Deden menuding dalam proses pengadaan SMA ini Camat Kalapanunggal ikut andil dalam pembangunan. "Saya menilai dalam hal pembangunan ini ia(Camat Kalapanunggal) bermain atau ia diberikan proyek. Seharusnya camat Kalapanunggal menghargai kami, karena hal itu sudah tiga kali kami melayang surat penolakan," tegasnya
Untuk sementara ini melihat dari kondisi di Kalapanunggal belum membutuhkan ada SMA Negeri 1 Kalapanunggal. Deden menjelaskan, dalam satu tahun siswa SMP di Kalapanunggal yang lulus jumlahnya kurang dari 1.000 siswa. Sedangkan sembilan sekolah yang sudah berdiri saja mampu menerima siswa lebih dari jumlah tersebut.
"Sampai kapan pun saya akan menolak adanya sekolah tersebut. Karena dampaknya akan terjadi pada sembilan sekolah yang sudah berdiri itu. Sedangkan lokasi yang akan didirikan SMA itu tidak jauh dengan sekolah yang sudah berdiri," tegasnya.