SUKABUMIUPDATE.com - Kabupaten dan Kota Sukabumi direkomendasikan untuk memperhitungkan kekuatan kontruksi bangunan mengingat daerah ini masuk zona sesar dan terancam gempa dengan kekuatan besar (megathrust).
"Secara umum rekomendasi upaya mitigasi ini terdiri dari dua komponen yakni informasi keterpaparan jiwa dan infrastruktur, serta rekomendasi penguatan bangunan dan peningkatan ketangguhan masyarakat. Dengan memahami kaidah bahwa bukan gempanya tetapi bangunannya, maka data mengenai ketahanan bangunan ini memiliki peran penting," ujar Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami dalam acara pelatihan Perempuan Siaga Bencana Latansa yang berlangsung di Villa Cantik Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi, Sabtu (7/3/2020).
BACA JUGA: Tas Siaga Bencana dan Potensi Gempa Megathrust di Sukabumi, Siapkah Kita?
"Melalui basis data kondisi bangunan yang lengkap, upaya-upaya mitigasi berbasis masyarakat dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan bangunan tersebut. Untuk mendukung upaya ini, BNPB telah menyiapkan fitur Assessmen Cepat Bangunan Sederhana (ACeBS) pada aplikasi InaRisk Personal yang dapat diakses melalui ponsel pintar berbasis Android dan iOS. Aplikasi ini memungkinkan masyarakat untuk menilai kondisi bangunan tempat tinggalnya masing-masing," imbuh Zulkarnain.
Zulkarnain menuturkan, adapun rekomendasi penguatan bangunan yang bersifat makro seperti penguatan struktur seperti ikatan plafon atap, penguatan dinding rumah, mengikat perabotan-perabotan yang berpotensi jatuh akibat getaran gempa, dan pembuatan rencana kedaruratan di tingkat keluarga.
BACA JUGA: Gempa Megathrust? Cermati 20 Titik Kumpul dan 100 Rambu Jalur Evakuasi di Sukabumi
Sedangkan penguatan bangunan di tingkat makro jangkauanya lebih luas dan berkaitan dengan kebijakan pemerintah.
"Di level makro atau kewilayahan, informasi kerentanan bangunan yang di overlay dengan zona duga sesar ini harus menjadi landasan dalam penyusunan rencana detil tata ruang (RDTR) dan peta mikrozonasi kegempaan. Selain itu, informasi zona duga sesar dan kerentanan ini dapat dijadikan referensi utama dalam penyusunan rencana kontingensi di kabupaten atau kota lingkup provinsi," jelas Zulkarnain.
Melalui penyusunan rencana kontinjensi yang baik, maka pemerintah dapat merencanakan tindakan apa, siapa dan bagaimana yang harus dilakukan jika bencana terjadi sesuai dengan level bencana yang diskenariokan. Selain itu, pemerintah juga mengimbau kepada semua pihak agar hasil penelitian ini ditanggapi dengan bijak. Penelitian dilakukan untuk memahami potensi bencana lebih baik sehingga dapat dilakukan upaya-upaya mitigasi dan kesiapsiagaan untuk menghadapinya.
BACA JUGA: BMKG Peringatkan Potensi Gempa dan Tsunami Besar di Sukabumi
"Lebih penting lagi, penelitian ini tidak untuk membuat panik masyarakat mengingat tidak adanya teknologi yang dapat memprediksi ruang dan waktu kejadian gempa secara akurat," imbuhnya.
Sementara itu dalam acara pelatihan Perempuan Siaga Bencana Latansa diikuti sebanyak 70 perempuan kader DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Sukabumi. Dalam kegiatan ini salah satu materi yang disampaikan tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana dari BPBD Kota Sukabumi.
BACA JUGA: Kisah Kampung Rawa Ece dan Sejarah Gempa Megathrust di Sukabumi
"Materinya berfokus pada upaya mitigasi gempa bumi secara kultural yang dimulai dari diri sendiri, keluarga dan komunitas dengan membangun ketahanan bencana agar budaya sadar bahaya gempa dilakukan oleh warga, sebagaimana diketahui Kota Sukabumi memilki zona duga sesar Cimandiri diindikasikan aktif dan berpotensi untuk menimbulkan gempa bumi. Kenali ancamannya, kurangi risikonya, selaras dengan visi nyaman demi terwujudnya kesiapsiagaan bencana yang terukur dengan berkurangnya risiko bencana bagi pemerintah dan masyarakat kota sukabumi," tandas Zulkarnain.