SUKABUMIUPDATE.com - Pria asal Kanada menjadi pusat perhatian dalam aksi solidaritas untuk Uighur yang digelar Aliansi Muslim Indonesia Raya (AMIR) di depan Balai Kota Sukabumi, Kamis (26/12/2019). Pria bernama Peter Gregory ini ikut serta dalam aksi tersebut bahkan dirinya sempat berorasi.
Dalam orasi yang diterjemahkan oleh seorang penerjemah, Peter menyebut yang menjadi masalah terbesar dalam kasus Uighur adalah Pemerintah RRC bukan orang-orang Cina itu sendiri.
BACA JUGA: AMIR Sukabumi Tuntut Ketegasan Pemerintah Indonesia Soal Uighur
Menurut Peter, pemerintahan RRC sangat keterlaluan dan dirinya memboikot semua produk yang ada dari Cina. Ia mengaku sama sekali tidak ingin menggunakan produk Cina.
Peter berada di Sukabumi untuk mengajar siswa setingkat SMP dan SMA di Ponpes Dzikir Alfath. Sebelum di Sukabumi, Peter juga sempat mendatangi sejumlah negara di Asia.
BACA JUGA: Muhammadiyah Minta Pemerintah Bersikap Tegas Soal Muslim Uighur
"Peter telah mengunjungi Asia, yang diantaranya adalah Cina, Jepang, Vietnam, Thailand dan kemarin dua minggu di Bali," ucap penerjemah asal Ponpes Dzikir Alfath, Gilang Ramadhan.
"Peter bukan seorang muslim tapi kristiani, tapi Peter diperlakukan seperti manusia pada umumnya di sini," lanjut Gilang.
Dalam aksi ini, massa yang tergabung dalam Aliansi Muslim Indonesia Raya (AMIR) ini meminta ketegasan pemerintah Indonesia soal Uighur. AMIR juga mengecam tindak kekerasan terhadap umat muslim Uighur di Xinjiang.